Namaku Resty Amelia Agustina anak Pertama dari dua bersaudara,aku dilahirkan di
Bandung,09 Agustus 2003 dan aku masuk ke SMA yaitu SMA NEGERI 1
PADALARANG dan aku masuk ke Jurusan MIPA,aku tidak menyangka bisa masuk
kelas MIPA 1, dan pada saat itu juga aku bertemu dengan teman teman baru. Sekarang usiaku menginjak 17 tahun. Dari kecil sampai meninjak SMP kelas 7 semester 1 aku tinggal bersama Nenek. Tahun 2019,Nenek jatuh sakit dan d bawa ke Rumah Sakit Karisma Cimareme dan
dirawat selama 1 Bulan lebih karena ada pembuluh darah yang pecah di kepalanya. Pada saat itu aku sedang belajar di Sekolah,pulang sekolah saya pergi ke Rumah Sakit
bersama Keluarga untuk menengok. Keesokan harinya aku pergi ke Sekolah,pukul menunjukkan 13.30 semua siswa
pulang,setelah sampai di Rumah aku pergi ke Rumah Sakit untuk menengok sekaligus
menjaga di Rumah Sakit karena besok hari Sabtu Sekolah libur aku tidak tega melihat
Nenek berbaring lemas di kasur. Pada hari Minggu di perbolehkan untuk
pulang,setelah di Rumah banyak keluarga yang menegok. Setiap pagi sebelum pergi
ke Sekolah aku selalu mengantarkan makanan ke Rumah Nenek untuk sarapan
Paginya,setelah pulang sekolah juga aku selalu membelikan makanan kesukaan untuk
Nenek dan mengurus Nenek. Nenek mengalami sakit stroke selama 2 tahun lebih,aku bersama keluarga berencana
untuk melakukan terapi selama 1 bulan sekali,sejak melakukan terapi tersebut ada
perubahan sedikit demi sedikit. Ayah pun bertanya kepada seorang yang sedang
melakukan terapi pada Nenek "kira kira berapa bulan untuk melakukan terapi
ini"ucap Ayah "kira kira bisa sampai 3 sampai 4 bulan,kalau mau lebih cepat bisa
melakukan terapi ini di setiap pagi atau sore" ucap seorang yang sedang melakukan
terapi pada Nenek. Beberapa bulan berlalu Nenek mengalami perubahan yang sangat bagus dan disitu
seorang terapi menganjurkan untuk terapi mandiri dan kamipun berkeputusan untuk
melakukan terapi secara mandiri. Pada saat aku mau pergi ke Sekolah aku melihat
wajah Nenek berbeda pada hari hari biasa,wajahnya tampak terlihat cahaya. Singkat
cerita,sepulang Sekolah aku bersalaman pada Nenek dan Nenek pun bertanya tanggal
dan hari,setiap menit Nenek bertanya dengan pertanyaan yang sama. Sebelum itu aku
membaca buku yang berjudul"Tabir Mimpi"dan disitu ada pertanda seseorang akan
meninggal dunia,seakan akan aku berpikiran buruk karena takut kalau itu benar. Tepatnya,pada hari Jumat,pada jam 05.00 Nenek membangunkan aku untuk
mengantarkan ke kamar mandi setelah itu aku pergi lagi ke kamar untuk membereskan tempat tidur,Nenek memanggil sepupu untuk mengambilkan handuk
dan sepupu pergi ke kamar mandi untuk memberikan handuk tersebut dan Sepupu pun
melihat Nenek di Kamar Mandi dengan keadaan pingsan,Sepupu memanggil aku
untuk memberi tahu dan aku pun memberi tahu Ayah dan Mamah,setelah dilihat
masih ada nafas dan Nenek pun sempat berpesan kepadaku "belajar hidup mandiri
dan jangan bergantung pada orang lain selagi kita bisa melakukan sendiri"ucap Nenek
" Iya nek,aku akan ingat pesan Nenek." ucapku,dan setelah itu Ayah bersama Paman
segera memangku Nenek ke ruangan,setelah diletakkan d atas kasur Nenek pun
menghembuskan nafas terakhirnya aku dan disitu aku memberitahu saudara dan
menelpon kakek untuk pulang. Singkat cerita, jam 10.30 Nenek pun dimakamkan di
Pemakaman keluarga. Aku masih tidak percaya kalau Nenek meninggal dunia,semingu sebelum Nenek pergi
kami sempat tertawa dan bercanda dengan semua cucunya. Tetapi takdir berkata lain, Secepat itu Nenek pergi meninggalkanÂ
kami semua. Sepanjang hari aku terus menagis
dan menangis teringat semua kenangan bersama Nenek. Semoga Nenek ditempatkan
diantara orang orang beriman. Aamiin
Setelah kepergian Nenek aku merasa kesepian karena tidak ada sama sekali orang d
Rumah karena Ayah bersama Mamah pergi kerja dari pagi sampai sore. Waktu pun
terus berjalan aku mengerjakan sesuatu dengan sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain selagi kita bisa,dan seketika aku pun ingat pesan terakhir Nenek yaitu
belajar mandiri. Aku menyesal karena tidak mendengarkan perkataan Nenek,dan
disitu aku pun belajar sedikit demi sedikit menjadi orang yang lebih mandiri.