Hidup itu soal realistis begitulah awal tulisan ini dimulai, ya bukan tanpa alasan karena semua ada sebabnya kenapa kita harus menjalani hidup secara realistis. Dalam setiap aspek kehidupan, realisme memiliki peran penting. Salah satu hal yang paling sering kita hadapi adalah dalam urusan cinta. Cinta adalah perasaan yang murni dan penuh keindahan, tapi pada saat yang sama, kehidupan mengajarkan kepada kita untuk melihatnya dengan mata realistis.
Ketika saya mencintai seseorang, perasaan itu bisa menjadi sangat mendalam dan kuat. Saya mungkin merasa bahwa saya siap untuk berjuang demi cinta tersebut, namun, hidup seringkali membawa saya pada pelajaran berharga bahwa cinta saja tidak cukup. Terkadang, saya harus bersikap realistis dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.
Contoh paling umum adalah ketika kita merasa cinta pada seseorang, namun kita memilih untuk menjauhinya. Hal ini bisa jadi bukan karena kita tidak mencintainya, tetapi karena kita menyadari bahwa keadaan atau kondisi saat ini tidak mendukung hubungan itu. Realisme mengajarkan kita untuk melihat faktor-faktor seperti jarak, perbedaan prinsip , dan ekonomi, atau tahap kehidupan yang berbeda yang mungkin menjadi penghalang dalam hubungan.
Hal ini juga berlaku dalam aspek lain kehidupan. Dalam hal pekerjaan, misalnya, realisme mengajarkan kita untuk memahami keterbatasan dan peluang yang tersedia. Terlalu sering, kita terlalu optimis atau terlalu pesimis, yang bisa merugikan kita dalam pengambilan keputusan.
Mengapa realisme penting? Karena realisme adalah pandangan yang seimbang terhadap dunia. Ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang bijak dan bijaksana, daripada bertindak terlalu impulsif atau terlalu ragu-ragu. Hal ini membantu kita untuk menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan meminimalkan kekecewaan.
Dalam banyak kasus, realisme bukan berarti kehilangan harapan atau mimpi, tetapi lebih pada melihat harapan dan mimpi tersebut dalam konteks dunia nyata. Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup dengan kepala yang jernih, hati yang tenang, dan pandangan yang realistis. Kesadaran akan realisme akan membantu kita menghindari kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Harapan tetap sarapan yang baik, meski realita tak selalu indah.— cusboi (@cusboi) October 24, 2023
Jadi, ya, hidup itu memang soal realistis. Ini adalah pendekatan bijak yang dapat membimbing kita melalui rintangan-rintangan kehidupan dengan lebih baik, mengambil keputusan yang lebih baik, dan menjalani hidup dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H