Mohon tunggu...
Restu Putri Astuti
Restu Putri Astuti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mereka tidak peduli dengan banyaknya pengetahuanmu, tapi seberapa besar kepedulianmu.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lestari Air, Lestari Kehidupan

22 Maret 2014   20:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Restu Putri Astuti

Selamat Hari Air Sedunia ! Salam lestari,

Tepat tanggal 22 Maret selalu diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Sejarah diperingati Hari Air Sedunia dicetuskan pertama kali pada Sidang Umum PBB ke-47 yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 1992, keluarlah Resolusi Nomor 147/1993 yang menetapkan pelaksanaan peringatan Hari Air se-Dunia setiap tanggal 22 Maret dan mulai diperingati pertama kali pada tahun 1993. Peringatan Hari Air Sedunia tahun 2014 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan keterkaitan antara air dan energi. Kedua sumberdaya ini memang saling terkait, juga memiliki banyak kesamaan. Air mampu menghasilkan energi untuk kehidupan manusia. Bayangkan saja, jika air tiba – tiba musnah. Tentu kita kesulitan untuk menjalani kehidupan di bumi. Permukaan bumi yang hampir 71% terdiri dari air dibandingkan daratan, sama halnya tubuh manusia yang hampir sebagian besar terdiri dari air. Namun, bumi seakan tidak pernah terhindar dari krisis air. Saat musim hujan air melimpah, tapi saat musim kemarau kering kerontang. Tentu saja hal ini mengganggu tiap sendi kehidupan manusia. Data Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum menyebut sekitar dari 4,2 persen air di Pulau Jawa, menghidupi sekitar 57,5 persen penduduk Indonesia. Sedangkan 1,3 persen air di Bali dan Nusa Tenggara untuk 5,5 persen penduduk Nusantara. Miris sekali. Ternyata tidak hanya krisis pangan, Indonesia bersiap pada krisis air yang mendera.

Peringatan Hari Air Sedunia seyogyanya menjadi momentum untuk kita sebagai manusia untuk lebih bijak menggunakan air. Berusaha seminimal mungkin untuk tidak mencemari air yang berdampak pada ekosistem secara keseluruhan. Memang lumrah saja, Indonesia belum sampai pada tahapan untuk mewajibkan instalasi pengolahan air di tiap rumah tangga. Hanya terbatas pada industri yang diindikasikan mencemari lingkungan. Masyarakat Indonesia dimanjakan dengan keberadaan sumur resapan dan air PDAM untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, tapi tidak pernah dibarengi dengan bijaknya menggunakan air. Tapi memang tidak diseluruh daerah di Indonesia air dapat ditemui dengan mudah, malah menjadi komoditas mahal untuk diperdagangkan. Ironi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun