Halo Sahabat Kompasiana, Berjumpa kembali pada topik pembahasan hari ini yang berjudul "Pengaruh Salah pilih Jurusan terhadap Efektifitas Belajar", Nah ketika kita mendengar kalimat "Salah Jurusan" kira kira apa yang langsung terpikirkan oleh kita ketika mendengar kalimat tersebut?
Fenomena salah jurusan merupakan fenomena yang kerapkali kita dengar atau bahkan kita rasakan sendiri ketika sudah memasuki dunia perkuliahan pada umumnya.Â
Sebenarnya fenomena salah jurusan ini tidak terjadi di dunia perkuliahan saja, namun juga bisa terjadi ketika kita duduk di bangku SMA. Dari pengalaman pribadi Saya ketika waktu memasuki dunia Sekolah Menengah Atas (SMA) saya memantapkan diri untuk mengambil jurusan IPS, karena sejak SMP itu saya sudah mengeksplor jurusan IPS itu seperti apa, mata pelajaran nya isinya apasaja, dan lain sebagainya.
Hal tersebut juga tidak lepas dengan peran Guru BK saya disekolah yang membimbing Saya ketika berkonsultasi perihal informasi apasaja yang membuat pikiran saya terbuka dalam menentukan Sekolah dan jurusan yang akan saya ambil, dari konsultasi tersebut membuahkan hasil bagi Saya, karena ketika duduk dibangku SMA saya merasa cocok dengan Jurusan IPS dan ketika Saya menjalani pembelajaran dikelas pun merasa nyaman dan sesuai dengan passion Saya, Namun ada beberapa teman saya yang merasa bahwa dia itu salah memilih jurusan, yang awalnya ingin ke Jurusan IPA malah masuk ke IPS, yang masuk jurusan IPA ingin pindah ke IPS, dan yang sebenarnya ingin jurusan IPS tapi memilih untuk menetap di jurusan IPA yang tidak sesuai dengan keinginan nya.
Fenomena tersebut dapat mempengaruhi semangat belajar mereka, terlebih yang memaksa menetap di jurusan IPA, dari hasil pengamatan yang terjadi adalah, banyak dari mereka yang sebenarnya ingin ke jurusan IPS mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di Jurusan IPA, dan yang menjadi jawaban utama mereka adalah, mereka menemui banyak sekali mata pelajaran yang berhubungan dengan matematika atau hitung-hitungan yang mereka sendiri tidak ingin berjumpa dengan hal tersebut sehingga belajar mereka menjadi tidak efektif.
Sebaliknya, yang ingin masuk jurusan IPA dan fakta nya mereka masuk jurusan IPS, mereka tidak mengalami kendala saat mengikuti pembelajaran di kelas, mereka mudah beradaptasi dengan pelajaran jurusan IPS, bahkan dari beberapa rekan saya mengatakan "Aku tidak menyesal berada di jurusan IPS, emang awalnya Aku sedikit kesal dengan penempatan di awal awal, tapi makin kesini, Aku enjoy aja sih dan pelajarannya pun asik banget" begitu ucapnya.
Dari apa yang dikatakan oleh rekan saya itu, penting sekali untuk kita memutuskan pilihan jurusan yang terbaik dan sesuai dengan diri kita sendiri, hal tersebut bukan lain adalah untuk memberikan motivasi untuk kita belajar meraih apa yang kita inginkan di jurusan yang telah kita ambil, Jika siswa yang merasa tidak cocok dengan jurusan yang dipilih cenderung mengalami penurunan motivasi, kinerja akademik yang buruk, tingkat kegagalan yang lebih tinggi, dan stres yang berlebihan.
Ketika memasuki dunia perkuliahan, fenomena salah pilih jurusan juga tidak luput dari permasalahan akademis yang nantinya dapat mempengaruhi efektifitas belajar.Â
Dari apa yang saya amati ketika duduk dibangku perkuliahan, rekan saya yang merasa bahwa dirinya itu tidak salah pilih jurusan, mereka belajar dengan nyaman, dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, bahkan dalam mengerjakan tugas pun tidak ada kendala atau kesulitan, Saya sendiri dalam memilih jurusan perkuliahan tidak asal memilih, Saya konsultasikan terlebih dahulu ke Guru BK saya mengenai apa yang saya pilih, dan ketika telah melakukan research secara berkala, saya memantapkan diri untuk mengambil jurusan Bimbingan dan Konseling ini.Â
Unik nya 40% dari teman sekelas Saya mengalami salah jurusan, mereka berharap dapat masuk jurusan Psikologi, hal tersebut terbukti ketika awal masuk dan ditanya perihal "mengapa kamu masuk Bimbingan Konseling?" kebanyakan teman saya menjawab "karena ditolak psikologi".
Jika seorang mahasiswa menemukan dirinya berada dalam jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuannya, ada opsi untuk melakukan perubahan jurusan.Â