Mohon tunggu...
Restu Nur
Restu Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Pertanian Bogor

Akademik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Keluarga pada Keluarga Single Parent

29 April 2024   23:15 Diperbarui: 29 April 2024   23:18 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga merupakan unit paling kecil dalam masyarakat. Ayah berperan sebagai public domain yaitu mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Ibu berperan sebagai domestic domain yaitu mengurus anak dan rumah. Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak. Pentingnya pendidikan dan manajemen sumberdaya keluarga untuk pembentukkan karakter anak. Manajemen sumberdaya keluarga adalah serangkaian proses yang mengatur, memperhatikan, serta mengevaluasi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara maksimal untuk mencapai tujuan. Peran orangtua berpengaruh pada anak. Namun tidak semua keluarga memiliki anggota keluarga lengkap. Single parent adalah kondisi dimana hanya terdapat salah satu orangtua dalam keluarga. Penyebabnya bisa perceraian atau kematian. Di Indonesia jumlah ibu tunggal lebih banyak dari ayah tunggal. Menurut BPS 2019 persentase ibu tunggal sebesar 14,84%, jauh lebih besar dibandingkan ayah tunggal yang hanya 4,05%.

Dalam keluarga, manajemen sumberdaya keluarga digunakan untuk memahami bagaimana keluarga mengelola sumber daya yang dimilikinya, seperti waktu, uang, energi, dan dukungan sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks keluarga, termasuk dalam keluarga single parents untuk mengelola sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Dalam menghadapi tugas ganda sebagai orang tua dan pencari nafkah, mereka harus mengelola peran, konflik, sumber daya finansial, dukungan sosial, dan waktu dengan bijaksana. Dengan menerapkan prinsip manajemen sumberdaya keluarga, keluarga single parent dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik antara tanggung jawab keluarga dan kebutuhan pribadi serta mendukung kesejahteraan keluarga secara menyeluruh.

Siklus hidup keluarga mengacu pada serangkaian tahapan atau fase yang dialami oleh sebuah keluarga seiring berjalannya waktu. Dalam perjalanan hidup seorang single parent mereka memiliki perjalanan yang unik dengan tantangan dan momen-momen penuh makna. Dari momen pertama menjadi orang tua tunggal yang menghadapi peran ganda sebagai orang tua dan pencari nafkah hingga tahapan membangun kembali kehidupan keluarga, setiap fase memerlukan manajemen sumber daya keluarga yang baik. Setiap fase siklus membawa pembelajaran yang berharga, baik tentang diri mereka sendiri maupun tentang cara terbaik untuk mengelola kehidupan keluarga mereka.

Karena banyaknya tantangan menjadi single parent, maka penting untuk mengelola manajemen sumberdaya manusia yang fokus pada pengelolaan sumberdaya manusia sehingga dapat menjadi landasan single parent untuk membuat keputusan yang bijaksana dalam mengatur prioritas, menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dan karier, serta mengelola interaksi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan memahami prinsip manajemen sumberdaya manusia, single parent dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola sumber daya mereka, mencapai keseimbangan yang lebih baik antara kebutuhan pribadi dan tanggung jawab keluarga, serta meraih kesuksesan dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penerapan manajemen sumberdaya manusia dapat membantu single parent memaksimalkan efisiensi dan kesejahteraan keluarga mereka.

Kesejahteraan keluarga adalah ukuran penting dalam mengevaluasi keberhasilan dan kebahagiaan suatu rumah tangga. Hal ini tidak hanya mencakup aspek finansial, tetapi juga melibatkan kesehatan fisik dan mental, hubungan antar anggota keluarga, dan kepuasan secara keseluruhan dengan kehidupan. Kesejahteraan keluarga dalam keluarga single parent merupakan prioritas utama yang melibatkan pengelolaan sumber daya secara efektif dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi orang tua dan anak-anak mereka. Dalam situasi ini, kesejahteraan keluarga melibatkan penyediaan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan yang berkualitas, serta memastikan akses terhadap pelayanan kesehatan dan dukungan sosial yang dibutuhkan. Selain itu, kesejahteraan emosional dan psikologis juga menjadi fokus penting, dengan memberikan dukungan emosional yang stabil dan lingkungan yang aman bagi pertumbuhan anak-anak.

Anak merupakan bagian penting dalam keluarga dan cenderung meniru kebiasaan orang tuanya. Masa kanak-kanak merupakan masa yang krusial untuk tumbuh kembang anak, dimana pendidikan yang paling awal diperoleh dari keluarga. Pendidikan mencakup aspek spiritual, intelektual, dan keterampilan. Orang tua memegang peran utama dalam pendidikan anak, disusul sekolah dan lingkungan sosial. Ayah bertanggung jawab mencukupi seluruh kebutuhan keluarga, sementara ibu merupakan madrasah pertama bagi sang anak. Ibu berperan dalam mengurus rumah tangga, mengasuh anak, merawat kondisi rumah, memperhatikan pendidikan serta tumbuh kembang sang anak. Keduanya memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan pendidikan anak.

Single parent adalah seseorang yang mengasuh dan mendidik anak-anak secara mandiri, tanpa bantuan atau dukungan dari pasangan. Hal ini sering kali disebabkan oleh perceraian, kematian pasangan, atau situasi lainnya yang membuat mereka harus menghadapi tanggung jawab orang tua tunggal. Dengan tantangan yang mereka hadapi, single parent perlu memainkan peran ganda sebagai orang tua dan pencari nafkah. Sebagai seorang single parent mereka seringkali harus menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dalam menjalani perannya sebagai orang tua tunggal. Dari manajemen waktu hingga mengatasi tekanan finansial, mereka harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam keputusan sehari-hari mereka

Kehilangan pasangan hidup dalam pernikahan tak terhindarkan. Bagi single parent, terutama single mother, mengasuh anak sendirian menimbulkan stres psikologis, emosional, dan fisik, ditambah stigma sosial dan tekanan emosional. Wanita lajang rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Orang tua tunggal menghadapi keterbatasan finansial, mempengaruhi kesejahteraan ekonomi perempuan lajang. Anak-anak single parent mungkin mengalami dampak pada pendidikan dan perkembangan sosial mereka. Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan masyarakat, dengan program dukungan sosial dan ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan wanita single parent. Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan dan keterampilan mendukung kesejahteraan keluarga. Advokasi dan kebijakan pro-perempuan diperlukan untuk lingkungan yang mendukung.

Penelitian terkait menjadi bahan acuan dan bahan perbandingan. Penelitian Nadifatul Zahra Assalsabila (2022) tentang peran single parents menunjukkan bahwa dukungan keluarga besar membantu kesejahteraan mereka secara ekonomi. Ibu tunggal L, awalnya kelas III, turun menjadi kelas II setelah kematian suami. Ibu W, dengan pekerjaan tetap, turun dari kelas plus menjadi kelas III. Penelitian Sri Desi Susanti dan Nurul Hayat (2022) menyoroti strategi nafkah perempuan single, termasuk aktif bekerja, strategi pasif menghemat biaya, dan memanfaatkan jaringan sosial. Warsito Hadi (2019) menekankan peran ganda ibu single dalam membentuk kepribadian anak, menyoroti pentingnya pendidikan ibu, memberi contoh baik, dan komunikasi yang baik.

Sebagai ibu tunggal, banyak tantangan yang dihadapi untuk mempertahankan kesejahteraan keluarga. Beban peran yang harus diambil seorang ibu tunggal adalah tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarganya terutama kebutuhan anak yang menjadi prioritas utama. Mereka menghadapi peran ganda sebagai seorang mencari nafkah sekaligus mengasuh anak. Manajemen waktu menjadi tantangan terbesar karena harus membagi antara mencari nafkah dan kehidupan keluarga dengan memberikan dukungan emosional kepada anak. Dalam upaya mempertahankan keutuhan keluarga, mereka memahami bahwa kesejahteraan anak tidak hanya dari aspek materi, tetapi juga kehangatan, keamanan emosional, dan kehadiran positif keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun