Mohon tunggu...
Restu Alifiansyah
Restu Alifiansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Tempat Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

@ralifiansyah

Selanjutnya

Tutup

Money

Pembukaan Mall-Mall di Indonesia di Tengah Pandemi Covid 19

20 Juli 2020   02:11 Diperbarui: 20 Juli 2020   03:34 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ada yang sangat menarik mencermati berbagai berita  online selama seminggu terakhir, di antaranya yang paling menarik perhatian saya adalah wacana dan rencana pemerintah dalam membuka kembali mall setelah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dilonggarkan. Ini wacana yang sangat menarik bagi saya karena kalau dibandingkan dengan banyak negara lain yang juga menderita karena virus yang berasal dari China ini, mereka lebih mementingkan membuka sektor lain yang relatif bisa dikontrol dibandingkan dengan mall.

Seberapa pentingnya dan seberapa masifnya mall di Indonesia?

Kalau dihitung secara total dalam satu negara, maka jumlah mall di Indonesia saya yakin lebih dari 500. Di Jakarta sendiri tak kurang dari 80 lebih mall. Belum lagi di Surabaya, Bandung, Medan, Bekasi, bahkan sampai kota kecil pun punya mall!

Makanya kalau kemudian presiden, para pemimpin daerah, juga ketua DPRD, mendorong pembukaan lagi mall, itu bukan semata kecintaan mereka pada mall, tapi salah satu penggerak ekonomi retail paling utama adalah mall. Mall lumpuh maka ekonomi seret, segampang itu.

Tapi bagaimana perilaku para pengunjung mall sendiri?

Sepengamatan saya sebagai pencinta mall atau bahkan banyak yang menjuluki saya mallman karena seringnya ke mall, perilaku pengunjung mall sangat bervariatif. Ada yang sangat taat pada aturan, tapi banyak sekali juga yang sangat cuek dan intoleran, bahkan di mall yang mewah.

Pengunjung mall yang sangat segmented seperti Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Pacific Place, dan beberapa yang lain, saya yakin akan lebih mudah diatur.  Di bawahnya adalah mall yang lebih heterogen seperti Kota Kasablanka, Pondok Indah Mall, Puri Mall, Tunjungan Plaza, dan Gandaria City, akan lebih sulit pengaturannya karena variasi pengunjungnya dari segi umur dan ekonomi lebih beragam.

Pengaturan untuk pencegahan penularan pandemi di mall saya perkirakan akan sulit karena kesiapan dari pihak mall sendiri untuk menjaga social distancing dan kebersihan serta kesehatan mall.  Dibutuhkan aturan yang jelas dan tegas untuk pengunjung mall maupun petugas satuan pengamanan, pelayan toko, dan seluruh petugas servis di mall. Dan sekali lagi ini meskipun bukan suatu hal yang mustahil, tapi sangat sulit dilakukan di mall.

Pemerintah harus buat dulu aturan main yang tegas disertai denda, dan kalau tetap ngotot ingin membuka mall, harus ada beberapa mall yang menjadi ujicoba pelaksanaan aturan selama minimal satu bulan. Beberapa mall dengan tingkatan dan jenis pengunjung yang berbeda akan bisa menjadi uji coba aturan. Dan aturan ini berlaku untuk pengunjung dan pengelola mall, termasuk seluruh tenantnya.

Kalau tetap ngotot mall dibuka secara bersamaan seperti usulan Ketua DPRD DKI yang ingin membuka 64 mall secara serentak sebenarnya bisa saja. Sangat bisa malah, dan pasti banyak juga yang mendukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun