Mohon tunggu...
restusinggih
restusinggih Mohon Tunggu... Lainnya - seorang mahasiswa

artikel and cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Miris! Politik Berujung Menjadi Janda dan Duda

14 Mei 2023   12:53 Diperbarui: 14 Mei 2023   12:58 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kala itu, disiang hari dikondisi yang amat sangat panas yag membuat sekujur badan gerah, para legislatif menyelenggarakan rapat, yang membahas tentang perubahan peraturan masyarakat, di gedungnya.

Saat itu pula nafas berhamburan, dan keringat keluar dari sarangnya untuk membuat gerah tuannya, opsi demi opsi para legislatif banyak sekali, seakan-akan perubahan peraturan malah seperti perang, perang yang seharusnya memakai senjata api, justru tidak, malahan mereka memakai argumen untuk menjadi senjatanya yang sistematis dan optimis akan logisnya opsi mereka kepada ketua.

Akhirnya mereka saling perang argumen, sehingga rapat pada waktu itu bisa dibilang sangat kondusif dalam keadaan rusuh, tidak ada yang tidur, makan, minum dll. karena para legislatif sedang semangat-semangatnya. entah moodnya lagi baik ataupun tidak, mungkin pula terjadi sesuatu yang  mengembiraan perasaan mereka, sehingga para tuan yang duduk dikursi yang mewah itu mengeluarkan damage yang sangat besar.

Lalu, berselang beberapa menit kemudian, seseorang berintrupsi ia bernama yanto, ia mengatakan “Bagaimana jika rakyat menentang perubahan peraturan? Apakah kita sudah menjalankan amanah kita sebagai seorang legislatif?”.

 Para legislatifpun merenung seketika, hening beruntutan disaat itu pula, ketua menjawab dengan tenang dan berkharisma.

“Kalau perubahan ditentang terus bagaimana jadinya negara ini maju?, kita harus menerima konsekuensi tersebut, pada akhirnya rakyatpun terbiasa dan akan redup sesudah dilaksanakan!”, tegas si ketua.

Giliran yanto yang terdiam, dia tidak berani berkata-kata lagi, usai ketuanya berbicara demikian, ternyata bu lilis yang seorang legislatif perempuan berintrupsi.

“Hey yanto, kalau elu takut dengan kemarahan rakyat gak usah jadi legislatif deh loh, lebih baik kamu jadi tukang cuci mobil gua!”, celetus bu lilis yang ekspresinya mengesalkan yanto.

Yanto sangat geram sekali dengan sikap lilis, merekapun saling beradu cemooh, meskipun di hadapan ketua.

“Elu janda lilis! suamilu saja enggak betah berumah tangga sama loooh, apalagi rakyat!”. ucap yanto dengan nada yang tinggi dan para air liurpun bermunculan, seakan-akan air liur yanto seperti pasukan pelengkap disaat yanto marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun