Mohon tunggu...
Restu Lestari
Restu Lestari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pengajar Pendidikan Anak Usia Dini

Saya adalah seorang yang biasa, guru/pengajar salah satu Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Ciamis. Yang masih belajar dalam segala hal. dan sangat mencintai semua hal tentang dunia anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"My First Cutting Box", Meningkatkan Kemampuan Mengkoordinasikan Gerakan Mata dan Tangan Anak Menggunting

13 Desember 2022   22:42 Diperbarui: 13 Desember 2022   22:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adapun yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya:

  • Kurangnya waktu kegiatan menggunting dalam pembelajaran, menjadi tantangan saya untuk dapat merancang praktik pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan meningkatkan kemampuan koordinasi gerak mata dan tangan anak dalam menggunting.
  • Kurangnya memanfaatkan media pembelajaran yang mendukung kemampuan koordinasi gerak mata dan tangan anak dalam menggunting.
  • Keterbatasan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran yang menarik dan memotivasi anak dalam meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan anak dalam menggunting.

Yang terlibat dalam praktik ini adalah guru dan anak.

Dengan kondisi yang melatar belakangi dan tantangan yang dihadapi. Saya merancang langkah-langkah untuk menghadapi dan memecahkan masalah tersebut, diantaranya:

  • Merancang perangkat pembelajaran yang diantaranya berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengambil tema binatang yaitu lumba-lumba.
  • Memberikan kesempatan anak dalam melalui tahap menggunting awalnya, dengan kegiatan dan media yang menarik bagi anak. Sehingga anak akan lebih bersemangat dalam melatih kemampuan motorik halus, terutama dalam menggunting.
  • Merancang media pembelajaran yang menarik dan memancing minat anak dalam pembelajaran. Salah satu caranya adalah saya membuat APE seperti Busy Book tetapi berbentuk box yang berisi beberapa kegiatan dan latihan motorik halus anak yang dikhususkan dalam kemampuan menggunting anak, yang dikemas menjadi kotak berisi kegiatan menggunting yang diberi nama My First Cutting Box.

Kegiatan dimulai dengan saya memperkenalkan My First Cutting Box. Memperlihatkan dan menunjukkan apa saja yang ada di dalam kotak, serta memperkenalkan nama-nama permainan:

  • Squishy
  • Piring lumba-lumba
  • 3 tahap menggunting
  • Membuat tiruan lumba-lumba
  • Playdough 

Dan yang terakhir, saya menjelaskan urutan bermain dan kegiatannya, mulai dari memainkan squishy, menghitung piring lumba-lumba lalu bertukar dengan miliki teman, menggunting kertas 3 tahapan menggunting, membuat tiruan lumba-lumba (dari mulai menggunting pola, menempel dan memasukkan dakron), terakhir membuat huruf dari playdough dan meyusunkannya menjadi kata lumba-lumba.

Diawal kegiatan, anak sudah mulai tertarik dengan kotak berwarna-warni yang sudah tersedia pada meja yang telah disediakan. Namun hal tersebut tidak mengurangi konsentrasi anak ketika sedang pembiasan di awal kegiatan, yakni ketika berdo'a, bernyanyi awal kegiatan, dan ketika presensi serta menanyakan kabar, anak-anak tetap fokus.

Ketika memasuki apersepsi tentang lumba-lumba, anak semakin antusias dengan diperlihatkan video tentang lumba-lumba dan atraksi lumba-lumba. Dan ketika memasuki kegiatan inti, anak semakin penasaran ketika diperlihatkan kotak yang sudah di pegang oleh saya. Saya mulai membuka dan memperkenalkan nama mainan dan cara bermain permainan yang ada didalamnya, mulai dari squishy, menghitung piring lumba-lumba lalu bertukar dengan miliki teman, menggunting kertas 3 tahapan menggunting, membuat tiruan lumba-lumba (dari mulai menggunting pola, menempel dan memasukkan dakron), terakhir membuat huruf dari playdough dan menyusunkannya menjadi kata lumba-lumba.

Anak semakin antusias dan semangat untuk segera melakukan semua kegiatan yang ada pada My First Cutting Box. Setelah saya selesai memperkenalkan dan menjelaskan tentang media pembelajaran tersebut. Saya mengajak anak-anak untuk melakukan gerak dan lagu "Lumba-Lumba". Kegiatan ini dilakukan agar anak tidak bosan dan merasa pegal-pegal karena duduk terus menerus. Anak-anak pun dengan semangat dan antusias mengikuti gerakan dan irama lagu "Lumba-Lumba" tersebut.

Setelah selesai, dimulailah anak-anak mengerjakan semua kegiatan yang ada di dalam My First Cutting Box. Pada permainan pertama yaitu memainkan squishy, anak-anak bisa melakukannya dengan mudah dan menyenangkan. Masuk pada permainan kedua, anak-anak menghitung piring lumba-lumba dengan menjepitkan penjepit di sekeliling piring sesuai jumlah gambar lumba-lumba, lalu bertukar dengan piring miliki temannya yang memiliki jumlah gambar lumba-lumba yang berbeda-beda.

Masuk pada permainan ketiga yaitu menggunting kertas 3 tahapan menggunting. Anak-anak menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh media yang digunakan terbuat dari kardus bekas yang sepertinya terlalu tebal untuk anak, ditambah lagi dengan gunting yang dimiliki anak kurang tajam. Hal tersebut menyebabkan anak kesulitan dalam menggunting tahap ketiga yaitu menggunting pola lurus, lengkung dan zig-zag. Tetapi ternyata hal ini juga menimbulkan hal positif, dengan anak yang berinisiatif untuk berhenti sejenak ketika tanagnnya mulai kesakitan menggunting pola. Anak-anak berpindah sebentar pada squishy, untuk merilekskan kembali tangannya supaya beristirahat dalam mengunting pola. Dan anak-anak pun tidak menyerah dalam menggunting pola-pola tersebut.

Memasuki kegiatan ke 4 dan ke 5, alhamdulillah anak-anak tidak menemukan kesulitan. Anak-anak bisa membuat tiruan lumba-lumba dengan baik, walaupun masih ada yang membutuhkan sedikit bantuan namun hal tersebut wajar. Dan ketika anak-anak membuat huruf dari playdough dan menyusunkannya menjadi kata lumba-lumba, anak-anak memakai semua warna pada playdough dan mengerjakan sendiri kegiatannya tanpa dibantu oleh saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun