[caption id="attachment_146604" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Hari Sabtu (29/10) kemarin adalah hari yang melelahkan, sekaligus menakar kontrol tingkat emosi dan kesabaranku.... Mengapa bisa begitu? Tulisan ini semoga sedikit meringankan beban pikir, sekaligus berbagi cerita dengan teman-teman semua yang suatu waktu tentu akan memanfaatkan jasa ini. Cyber space; dunia maya memang menjanjikan berbagai hal yang kita impikan, memperpendek jarak dan waktu yang harus kita tempuh, menggali informasi seperti apa yang kita inginkan hingga mengetahui hal-hal yang selama ini diluar perkiraan pikiran kita.... Adalah; Toko Online, yang menjadi bahasan utama pada cerita dan pengalaman pahitku ini. Transaksi ini bukan pengalaman pertamaku memanfaatkan toko online dalam mencari barang, sebelumnya aku pernah membeli sepatu futsal, lampu kamar, kaos Milanisti dan sepatu bola. Impian untuk memiliki Camera Canon EOS yang selama ini terpendam, beberapa minggu kemarin kembali muncul karena aku pertimbangkan; dana tabungan untuk membeli barang itu aku rasa telah cukup. Impian itu telah begitu lama tertanam dibenakku; kalau aku runut mungkin lebih dari sepuluh tahun yang lalu aku mulai bermimpi memiliki barang yang tentunya akan mendukung hobby jurnalistikku..... Berburu informasipun aku lakukan melalui surfing di internet; disalah satu Toko Online, aku menemukan barang impian itu; harga sangat miring diantara toko online lainnya, proses tawar-menawar dan transaksi pun aku lakukan. Harga telah disepakati dan barang akan dikirim ketika aku telah mengirim DP minimal 75%, dengan senang danapun aku kirim ke rekening toko online itu.... Senyum pun mengambang; membayangkan bagaimana rasanya mengoperasionalkan barang impian itu..... Namun, sehari berikutnya masalah timbul. Pihak toko online memberitahukan bahwa barang telah dikirim dari Batam tapi tertahan di bea cukai Bandara Cengkareng Jakarta!!! Usut punya usut ternyata barang tersebut adalah barang dari black market!!!! Dan benar, sehari berikutnya (Sabtu, 29/10); ada telpon masuk yang mengaku dari bea cukai Jakarta dan mengkonfirmasi bahwa barang dengan alamat tujuan rumahku adalah barang bermasalah. Dengan nada tinggi dia menuduhku sebagai penadah dan akan dikenakan pasal tindak pidana dengan ancaman 5 tahun penjara atau denda hingga 25 juta rupiah!!!! Mati aku...... Aku sontak ingat bahwa Indonesia adalah negara yang memberi ruang untuk nego, karena aku berasumsi bahwa barang itu hanya kena denda pajak bea masuk saja. Nego aku lakukan dan disepakati denda sebesar 3 juta rupiah. Uangpun aku bayarkan melalui transfer ke nomor rekening yang telah diberikan padaku. Aku masih berharap barangku lancar dan segera dapat di kirim ke Solo, karena sesuai janji petugas bea cukai itu, barang akan segera dikirim setelah denda dibayar. Aku kalkulasi lagi; harga camera itu akhirnya sedikit dibawah harga pasaran setelah aku membayar denda itu... ya sudahlah; bathinku..... Tetapi..... menjelang sore; petugas bea cukai itu menelpon lagi dan mengabarkan bahwa pihak bea cukai Batam juga meminta beaya administrasi.... ampun..... aku mulai bingung dan kalud.... kalau aku bayar; harga kamera itu menjadi sama persis dengan dipasaran...... Kalau tidak aku bayar..... uangku yang telah aku transfer bisa-bisa hilang!!!! Aku mencoba menghubungi pihak toko online; dan membeberkan semua permasalahan. Pihak toko online akhirnya menjanjikan akan menanggung 50% denda di bea cukai. Dari janji toko online itu; aku akhirnya grabyakan mencari pinjaman untuk mentransfer dana ke petugas bea cukai..... Sampai disini, permasalahan masih belum jelas dan andrenalin masih dipacu, karena; aku masih menunggu kriman barang impian itu.... dan transfer dana yang dijanjikan dari toko on line belum juga masuk!!!!!!! Pengalaman pahit ini menyisakan banyak dimensi yang dapat dipetik..... silahkan temen-teman mengambil sisi positifnya atas pengalaman pahit ini..... Saat ini saya tengah menyiapkan sebuah upaya hukum kepada toko online yang sebenarnya sangat bonafide di Indonesia, apapun hasilnya. Aku hanya pasrah; lemah teles.... Gusti Allah sing mbales.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H