Pendidikan Islam memiliki peranan penting dalam kemajuan umat. Pendidikan Islam harus mampu menyuguhkan pendidikan yang mampu bersaing dengan pendidikan umum yang lainnya. Dalam hal ini manajemen pendidikan Islam sangat dibutuhkan dalam mengatur jalannya proses pembelajaran di dunia pendidikan Islam. Namun pada kenyataannya manajemen pendidikan Islam memiliki tantangan tersendiri dalam proses pelaksanaannya. Berbagai pendekatan dalam manajemen pendidikan Islam diharapkan mampu memudahkan para pengelola pendidikan Islam merumuskan pola manajemen seperti apa yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini juga mampu bersaing di dunia modern yang mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan baik agama maupun pengetahuan umum serta teknologi.
Pedekatan manajemen secara Teoritis melalui; Kajian pendekatan Organisasi Klasik; Kajian pendekatan Organisasi Birokratik; Kajian pendekatan Organisasi Neo Klasik dan Kajian pendekatan Organisasi Modern. Namun perkembangan ilmu manajemen yang telah melahirkan berbagai pendekatan, membawa implikasi bagi perkembangan ilmu manajemen Pendidikan Islam. Di era yang tinggi persaingannya saat ini, institusi pendidikan membutuhkan teori-teori manajemen yang dapat dipraktikkan untuk menciptakan insitusi yang dapat bertahan dalam jangka panjang. Bagian ini membahas pendekatan-pendekatan yang berkembang dalam ilmu manajemen, meliputi: operasional, perilaku, sistem dan kuatitatif, beserta implikasinya bagi perkembangan ilmu dan praktik-praktik manajemen pendidikan Islam.
Pertama, Makna dan Hakitkat Pendekatan Manajemen Pendidikan:
Kata 'pendekatan' secara harfiah merupakan dari kata (bahasa Inggris) yakni 'approach' yang berartikan jalan, tindakan mendekati atau penghampiran. Pendekan adalah cara pemosesan subjek untuk mencapai tujuan. Dalam Konteks Adminitrasi/manajemen Pendidikan, Oteng Sutisna menjelaskan "Pendekatan adalah apa yang hedah ia kerjakan, bagaimana cara mengerjakannya. Yang pertama disebut Pendekatan dalam arti tugas dan yang kedua adalah pendekatan dalam pengertian proses".
Dalam Pendekatan manajemen Pendidikan mencakup kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang dilakukan individu-individu melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan kegiatan yang pelaksaaannya disebut manajing dan yang melakukannya disebut manajer. Manajemen memiliki tujuan-tujuan tertentu dan bersikap tidak berwujud (intangible). Manajemen dapat dinyatakan sebagai tindakan tidak berwujud (intangible), tapi dapat dirasakan hasilnya, yaitu output yang baik, kepuasan, produk dan pelayanan yang baik.
Dalam konteks manajemen pendidikan Islam, tak dapat dipungkiri bahwa Rasulullah Muhammad SAW juga terbukti sangat piawai dalam memanfaatkan seluruh potensi sumber daya yang ada pada diri beliau maupun pada lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan berdakwah mengubah akhlak masyarakat di jazirah Arab (Mekah dan Madinah), dalam waktu yang relatif singkat (23 tahun). Dapat dikatakan bahwa Rasulullah SAW memiliki kemampuan manajerial yang luar biasa, yaitu kemampuan mencapai tujuan dakwah melalui pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada pada diri beliau maupun yang ada di lingkungannya, baik orang-orang maupun sumber daya lainnya. Hal ini sejalan dengan ilmu manajemen modern, sebagaimana pengertian manajemen oleh David L Kurtz, tentang manajemen: "management is allab out achieving ob jectivesth rough people and oth er resources." Dengan menggunakan pendekatan teori manajemen, hasil kajian Cucu menghasilkan kesimpulan bahwa "Rasulullah Muhammad SAW telah menjalankan dakwahnya dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen, sehingga seluruh Jazirah Arab dapat menerima kehadiran Islam".
Kedua, Pendekatan Operasional:
Istilah pendekatan operasional dimaksudkan untuk bidang manajemen berorientasi produksi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, pemotongan terhadap hal-hal yang tidak penting (pemborosan), serta peningkatkan kualitas. Sejak awal abad kedua puluh, bidang ini memiliki beberapa julukan atau nama lain, seperti: manajemen ilmiah, ilmu manajemen, riset operasi, manajemen produksi dan manajemen operasi. Meski memiliki evolusi istilah dasar yang agak membingungkan, namun terdapat satu tujuan konsisten yang dapat disimpulkan yakni, untuk membuat sistem dimana manusia dan mesin bekerja seefisien mungkin.
Menurut definisi awal, manajemen ilmiah adalah "Jenis manajemen yang melakukan bisnis dengan standar yang ditetapkan oleh fakta-fakta atau kebenaran yang diperoleh melalui pengamatan yang sistematis, percobaan atau penalaran."
Kata percobaan layak mendapatkan penekanan khusus, karena itu tradem ark Taylor. Sementara bekerja di Midvale dan kemudian di Betlehem Steel, Taylor mulai mengembangkan gerakan manajemen ilmiah dalam dalam empat bidang industri, yaitu:
- Standarisasi ,dipelajari.
- Mempelajari waktu dan tugas.
- Melakukan seleksi dan pelatihan yang sistematis.
Ketiga, Pendekatan Perilaku Manusia.