Mohon tunggu...
RESTI MULYATI
RESTI MULYATI Mohon Tunggu... -

Saya anak pertama di keluarga saya. kami bukan dari orang berlebih, tapi ketika suatu saat kami di hina... maka saat itu lah semangat kami justru takkan padam dan semakin menyala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Soreku Hilang...

30 Desember 2010   09:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:12 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari yang panas ini telah kulalui dengan keringat yang mengucur deras. Tapi senyumku melebar menanti jam 13.30. Ada apa? Aku akan mengikuti UK 4 Mata kuliah Matematika, yang artinya perkuliahan matematika selesai untuk semester ini. Dan sore ini, aku janji pada ibuku tercinta bahwa aku akan pulang dan tahun baruan di rumah. Meski tidak ada perayaan spesial di rumah, betapa senang hatiku membayangkan ada di rumah bersama keluargaku.

Pukul 13.30 tepat, Dosen Matematika yang baik hati dan menjadi idola di kampus kami. Sapaannya yang lembut menambah kesejukan di hati ini.. Oh,, indahnya sore ini.. Ulangan terasa begitu mudah dan lancar, meski aku tidak tahu benar atau salah jawabanku itu. Semangat mudik membuatku mengerjakan dengan cepat. Dan aku segera mengumpulkan pekerjaanku.

Kutunggu Atan temanku, ia sekelompok denganku pada kegiatan AAI. Kami janjian mudik bareng. Tapi apa yang terjadi? Asisten kelompok kami meminta kami hadir dalam kegiatan AAI besok. Aku mencoba izin, tapi tak berhasil dan sama sekali tidak ada toleransi. Katanya, karena ku pernah izin sebelumnya, padahal waktu itu aku izin karena ibuku sakit, dan ibu ingin bertemu aku di hari Idul Adha. Lemas rasanya tubuh ini, betapa aku tak dapat membendung air mataku..

Sore yang kubayangkan indah karena kepulanganku ke kampung halaman yang arahnya ke barat menuju terbenamnya matahari lenyap sudah. Pupus harapanku untuk bertemu orang tuaku sore ini. Mentari sore yang berubah cerah setelah hujan beberapa menit tadi, kini terasa sayup bagiku. Apakah ia tak pernah merasakan ingin pulang?

Aku sungguh merindukan ibuku. Kalau tak bisa sore ini, aku tak tahu apa besok aku bisa pulang? Sedang jika pulang besok, aku hanya sehari di rumah.

Ya sudah lah.. Menangispun tak bisa membawaku kehadapan ibuku sekarang juga. Namun tersimpan sebuah kalimat di dadaku,,

"Mama, aku ingin pulang"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun