Mohon tunggu...
Restika Pratiwi
Restika Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER

chill

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari Lahbako sebagai Ciri Khas Kota Jember

13 Januari 2021   21:35 Diperbarui: 13 Januari 2021   21:38 2525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Tari Lahbako merupakan kesenian tari khas Jember. Tari Lahbako bisa diartikan sebagai tarian yang menggambarkan kehidupan masyarakat petani di kota Jember. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh beberapa penari perempuan yang memperagakan bagaimana petani yang sedang bekerja di ladang tembakau. Tarian ini juga dikenal sebagai icon kota jember.

Tari Lahbako diciptakan pada tahun 1980an dan diprakarsai oleh bupati Jember pada saat itu. Tarian ini terinspirasi oleh petani yang mayoritas bekerja di ladang tembakau. Daerah Jember sendiri adalah salah satu penghasil tembakau terbaik di Indonesia. Tari lahbako ini juga merupakan bentuk apresiasi terhadap kaum perempuan yang ikut berkontribusi di industry tembakau.

Nama tari lahbako terdiri dari kata "Lah" dan "Bako". Kata "lah" sendiri diambil dari kata "Olah" dan "Bako" adalah "Tembakau" jadi jika digabung artinya olah tembakau atau mengolah tembakau.

Tari lahbako dilakukan oleh 4-8 penari perempuan dengan gerakan aktivitas mereka di ladang. Dalam pertunjukannya mulai dari perjaanan mereka dari rumah ke kebun tembakau. Lalu dilanjutkan dengan gerakan yang menggambarkan proses pemetikan daun tembakau. Gerakan ini sengaja memperlihatkan para penari yang seakan akan memetik daun tembakau dan memasukkannya ke keranjang dengan indah.Musik yang mengiringi tarian ini adalah musik patrol. Yaitu kesenian musik yang berasal dari bambu.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, sudah mulai jarang ada pertunjukan seni tari lahbako. Tetapi orang orang masih bisa mempelajari dan mempertunjukkan tarian ini melalui sosial media. Memang rasanya akan berbeda ketika tidak terjun langsung ke lapangan untuk menarikan tarian yang dianggap sebagai icon kota jember ini. Tapi dengan begitu,tarian ini dapat dikenal masyarakat luar dan tidak hanya masyarakat jember saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun