Mohon tunggu...
Restika Pratiwi
Restika Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER

chill

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenian Patrol yang Menyenangkan

13 Januari 2021   19:46 Diperbarui: 13 Januari 2021   19:54 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Patrol adalah seni musik yang ada di daerah Jawa Timur. Patrol sendiri dikenal sebagai seni memainkan alat musik yang terbuat dari bambu. Mulai dari seruling,therotok,gong,tempal,dan kentongan pethit. Patrol merupakan bentuk akulturasi budaya di Jawa dengan agama islam yang perlu dilestarikan,Karena Patrol  pada dasarnya dibuat untuk membangunkan orang yang akan sahur pada bulan Ramadhan.

Patrol sendiri berasal dari kata patroli,yang berarti ronda atau berkeliling sembari memukul benda yang terbuat dari bambu atau biasa disebut dengan kentongan. Pada awalnya kentongan digunakan untuk alat patroli dan berjaga jaga jika ada maling. Dan pada masyarakat pedalaman pun kentongan bisa dijadikan benda untuk pertanda jika waktunya sholat sudah tiba.

Pergeseran fungsi kentongan dari alat patroli menjadi alat musik seni tidak diketahui dengan jelas awal mulanya dan siapa yang mempunyai ide seperti itu. Begitu pula dengan musik patrol yang menjadi salah satu kegiatan wajib di bulan Ramadhan. Bahkan bisa dibilang hambar jika bulan Ramadhan tanpa diiringi musik patrol saat sahur tiba.

Kesenian patrol juga kerap kali mengadakan festival. Mulai dari festival di rana kecamatan,kabupaten,hingga provinsi.Yang berpartisipasi bukan hanya orang dewasa,banyak juga anak anak yang ikut serta dalam kegiatan festival. Dengan begitu mereka yang sudah usia lanjut tidak perlu khawatir akan intensitas musik patrol yang akan lekang oleh zaman,karna mereka sudah memiliki penerus.

Seperti yang saya bilang tadi,bulan Ramadhan tanpa patrol terasa hambar. Maka dari itu anak muda yang tidak begitu paham atau tidak memiliki alat musik patrol selalu menemukan cara. Contohnya ketika membangunkan sahur anak anak muda memakai peralatan seadanya yang ada dirumah mereka. Seperti panci,sutil,ember, dan lain lain. Tidak masalah asal niatnya baik membangunkan orang sahur tetapi nada yang mereka keluarkan sangat tidak beraturan dan terkesan berisik sehingga bisa saja membangunkan anak balita yang tertidur. Alhasil kesenian patrol pun hilang makna dan fungsinya. Yang awalnya untuk membangunkan orang sahur malah dianggap mengganggu kenyamanan tidur.

Kesenian musik patrol bukan sekedar untuk membangunkan orang sahur saja,kesenian ini bisa juga untuk tontonan atau hiburan warga sekitar. Karna alunan musiknya yang terkesan menggungah semangat para penabuh maupun penontonnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun