Mohon tunggu...
Resti Dwi Utami
Resti Dwi Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Jember memberikan opini mengenai salah satu solusi yang tepat gunung sampah di TPI puger yang semakin meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Satu Solusi Gunung Sampah TPI Puger Jember

19 Januari 2024   16:20 Diperbarui: 19 Januari 2024   16:38 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

JEMBER- Pusat area pelabuhan ikan atau biasa disebut dengan tempat pelelangan ikan (TPI) yang berlokasi di Puger, Jember, Jawa Timur ini mengalami
permasalahan serius belasan tahun belakangan ini. Menggunungnya Sampah yang memenuhi TPI menjadi penyebab utama dari permasalahan yang dialami
area ini. Bukan hanya pemandanganya yang terlihat menjijikan namun bau amis bercampur busuk juga menjadi masalah bagi pengunjung maupun para nelayan dan pedangang yang selalu tinggal di area tersebut.


Transaksi jual beli ikan tersebut yang menjadi sasaran empuk untuk menyalahkan penyebbab menggunungnya sampah di sekitaran TPI.namun benarkah aktivitas di sana menjadi penyebab utama bannjir sampah?

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, Plastik merupakan jenis limbah yang paling umum dijumpai di wilayah tersebut, Sampah plastik memiliki sifat yang sulit terurai, bahkan dalam kurun waktu yang lama. Ini tidak memungkinkan bahwa sampah plastik tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Sebaliknya, sampah tersebut akan berubah menjadi mikroplastik, yang menimbulkan masalah baru dan ancaman serius bagi kesehatan.

Belakangan ini, muncul rumor mengenai adanya kandungan mikroplastik dalam ikan yang dijual di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger. Jika mikroplastik tersebut masuk ke dalam tubuh melalui daging ikan, hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa keberadaan mikroplastik dalam jumlah besar di dalam tubuh manusia berpotensi menyebabkan stres dan perubahan pada DNA.


Keadaan serius ini disebabkan oleh aktivitas jual-beli dan kegiatan nelayan di
pelabuhan tersebut. Akan tetapi, hal ini bukan hanya dampak dari aktivitas itu saja, melainkan
kebayakan sampah mengalir dari aliran Sungai bedadung menuju ke pelabuhan.
Diketahui bahwasanya para Masyarakat dari hilir juga ikut andil dalam upaya
penggunungan sampah yang didominasi plastik itu, berupa diapers, dan sampah rumah tangga
lainnya. Keadaan ini diperburuk ketika kita hanya menyalahkan "orang Puger" Saja tanpa
adanya kesadaran diri untuk mengurangi pegunungan sampah yang telah memenuhi pelabuhan
yang menjadi jantung dari pusat perekonomian warga jember, khususnya Puger dan sekitarnya.
Salah satu solusi untuk mengatasi meledaknya gunung sampah dengan membuat usaha
paving block dari bahan baku pastik bekas. Ide ini cocok diterapkan di wilayah Kabupaten
Jember khususnya Jember Selatan, di area perbatasan Pantai dengan pemukiman penduduk.
Hal ini patut dikembangakan mengingat jumlah sampah plastik yang setiap tahun bertambah
tanpa nilai.

Pengelolaan paving block sangat relate dengan kondisi saat ini di wilayah kabupatenjember yang notabenya dalam tahap Pembangunan dengan golongan massif, dengan
kolaborasi Masyarakat dan pemerintah akan memberikan perubahan bukan hanya bagi
lingkungan namun juga ekonomi yang meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun