Mohon tunggu...
Resti Anggraini
Resti Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelukisan Kebudayaan Minangkabau

22 April 2024   11:10 Diperbarui: 22 April 2024   11:12 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebudayaan merupakan perilaku yang dipelajari melalui proses enkulturasi dengan mengobservasi dan mengamati kebiasaan masyarakat yang diwariskan secara turun temurun.Kebudayaan melingkupi setiap masyarakat dan menyentuh setiap aspek dari kehidupan yang sifatnya sistematis dan terintegrasi.Kebudayaan juga merupakan simbol simbol yang dapat berupa verbal (bahasa) dan non verbal (objek benda atau symbol tertulis).

Minangkabau merupakan kelompok etnis asli Nusantara yang wilayahnya meliputi kawasan didalam provinsi Sumatera Barat.Menurut A.A Navis Minangkabau lebih merujuk pada kultur etnis dari suatu rumpun melayu yang tumbuh dan besar yang memakai sistem adat yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan Matrilineal yang menganut filosofi Adaik Basandi Syarak,Syarak Basandi Kitabullah, artinya agama islam sebagai landasan utama dalam kehidupan.Sistem kekerabatan ini dapat didefinisikan sebagai beragam kontruksi atau budaya dari perkawinan yang menciptakan keluarga dalam aspek hubungan darah.Sistem kekerabatan ini juga akan mempengaruhi pembagian hak dan kewajiban yang terbentuk dalam kebudayaan.Kelompok kekerabatan diminangkabau terbagi menjadi tiga yaitu Paruik,Kaum dan Suku.Paruik merupakan kelompok kekerabatan diminangkabau yang dihitung dua sampai empat generasi diatasnya.Sedangkan kaum merupakan gabungan dari beberapa Paruik dan dipimpin oleh penghulu kaum(Datuak).Adapun suku merupakan gabungan beberpa kaum yang memiliki nama suku yang sama tidak memiliki wilayah dan menyebar dibumi minangkabau.

Masyarakat minangkabau memiliki tradisi dan adat istiadat yang unik,seni dan sastra yang kaya,bahasa yang beragam serta sistem sosial yang menarik.Adat istiadat minangkabau yang unik yang masih terjaga sampai sekarang seperti Batagak Penghulu.Batagak Penghulu merupakan upacara adat dalam rangka meresmikan seorang menjadi pemimpin adat.Upacara ini biasanya berlangsung cukup lama bisa menghabiskan waktu tiga sampai tujuh hari.Dalam prosesi ini biasanya calon penghulu diharuskan menyembelih sapi atau kerbau untuk menjamu para tamu.Penghulu harus seorang laki laki dan memiliki sifaik nan ampek.Prosesi batagak penghulu ini dimulai dari barundiang  atau "musyawarah saparuik samo keluarga,tu dilanjuikan musyawarah sapayuang lalu yang terakhir musyawarah suku".Setelah barundiang baru prosesi adat dilakukan di rumah gadang dengan memasangkan saluak dilanjutkan proses pengambilan sumpah dan penasehatan penghulu yang dilakukan oleh seorang Datuak Monti.Setelah melakukan semua prosesi,selanjutnya dilaksanakan bararak,yaitu berkeliling kampung guna untuk memberitahu masyarakat bahwa sudah ada pemimpin baru.Proses terakhir yaitu penjamuan yang merupakan proses makan bersama.Penjamuan ini biasanya dilakukan dengan cara makan bajamba yang  juga merupakan kebiasaan dari masyarakat minang guna memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial.

Salah satu kebudayaan seni dan sastra diminangkabau adalah tambo.Tambo merupakan karya sastra yang diceritakan secara lisan oleh tukang kaba yang berisi kisah kisah yang berkaitan dengan asal usul,tradisi dan alam minangkabau.Dalam tradisi masyarakat minang tambo merupakan suatu warisan yang turun temurun.Tambo sendiri terbagi menjadi dua yaitu tambo alam dan tambo adat.Tambo alam menceritakan riwayat raja raja Pagaruyuang dan kerajaan lainnya diminangkabau sedangkan tambo adat memuat cerita tentang riwayat tokoh ninik mamak (tokoh adat).Penyampaian kisah tambo umumnya tidak tersistematis,biasanya disesuaikan dengan keperluan dan keadaan sehingga isinya dapat berubah ubah menurut kesenangan pendengarnya.

Bahasa dalam minangkabau sangat beragam,bahasa minangkabau merupakan varietas dari bahasa Melayu yang memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia.Bagi masyarakat minangkabau bahasa minang digunakan untuk komunikasi sehari-hari,upacara adat,perkawinan dan bahasa yang digunakan untuk petatah-petitih.Sebagai ciri khas yang dimiliki oleh bahasa minangkabau,didalam pengucapannya orang minang dominan menggunakan huruf "o" seperti Apa"Apo",Siapa"Siapo",Dimana"Dimano".Bahasa minang juga sering mempersingkat bahasa seperti Kemana"Kama",Lapar"Lapa".Masing-masing daerah memiliki logat dan makna yang berbeda misalnya kata Litak di daerah Solok,Padang Panjang,Bukittinggi dan daerah sekitarnya berarti Lapar sedangkan di daerah Kota Padang Litak berarti Lelah.

Kebudayaan sistem sosial yang menarik diminangkabau adalah sistem pemerintahannya.Pemerintahan minangkabau dibagi atas dua lareh yaitu Bodi Chaniago dan Koto Piliang.Bodi Chaniago menganut pemerintahan yang dalam pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah-mufakat.Kedudukan semua penghulu memiliki derajat yang sama Duduak sahamparan,tagak sapamatang.Dengan corak rumah gadang yang sejajar.Koto Piliang salah satu sistem pemerintahan minangkabau yang bertumpu pada sistem aristokratis sistem ini berlaku hampir diseluruh wilayah minangkabau terutama Luhak Tanah Datar,Luhak Limo Puluh dan Pesisir Selatan.Dalam pengambilan keputusan berdasarkan arahan pemimpin(Penghulu/Raja).Kedudukan penghulu ada tingkatanya yaitu penghulu andiko,penghulu suku dan penghulu pucuak.Corak rumah gadangnya mempunyai anjung kiri dan kanan guna menempatkan penghulu sesuai fungsinya.

Kebudayaan masyarakat minang yang sangat terkenal yaitu budaya Marantau.Sesuai dengan pepatah"Karatau madang dihulu,babuah babungo balun,marantau bujang dahulu,dirumah baguno balun".Tradisi merantau semacam kewajiban bagi mereka yang mulai beranjak usia dewasa,maka oleh sebab itu ada sebuah nilai yang terbangun didalam kultur budaya minangkabau, budaya marantau adalah bagian dari tanda kecintaan kepada kampung halaman.Hal ini tertuang didalam ungkapan"sayang jo anak di lacuik I,saying jo kampuang di tinggaan,hujan ameh dinagari urang,hujan batu dinagari awak,kampuang nan jauh dibantu juo".Ungkapan ini menggambarkan bahwa merantau adalah bagian dari usaha untuk membangun kembali kampung halaman guna mewujudkan cita-cita tersebut orang minang dirantau memiliki motivasi yang lebih untuk memperbaiki kehidupan mereka.Marantau diminangkabau dulunya hanya berlku untuk laki-laki seiring berjalanya waktu para perempuan juga sudah mulai marantau.Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat minang merantau yaitu:

1.Faktor Sosial,dimana minangkabau menganut sistem matrilineal jadi harta pusaka hanya untuk perempuan dan laki laki tidak memiliki tempat dirumah ibu,oleh karna itu terjadinya merantau guna merubah kehidupan.

2.Faktor Ekonomi,pertambahan penduduk namun tidak diiringi dengan bertambahnya lapangan pekerjaan membuat masyarakat keluar dari kampung halaman guna mencari kehidupan yang layak.

3.Faktor Pendidikan,adanya keinginan untuk mencari ilmu pengetahuan.Semangat mencari ilmu masyarakat minangkabau didasari dari falsafah"Alam takambang jadi guru".

Jadi marantau secara kultural merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat minangkabau.itulah bentuk-bentuk kebudayaan yang ada diminangkabau sebagai ciri khas yang perlu dipertahankan dan dilestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun