Mohon tunggu...
Resti Nur Afifa
Resti Nur Afifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inggris Mengikis Keberadaan Suku Aborigin

13 November 2023   19:59 Diperbarui: 13 November 2023   20:29 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suku Aborigin

Suku aborigin adalah penduduk yang mendiami benua australia sejak 50.000 tahun yang lalu. Diduga asal muasal peradaban ini dari Eurasia 57.000 tahun yang lalu, menyusul eksodus tunggal dari Afrika sekitar 75.000 tahun yang lalu. Ada juga teori bahwa suku Aborigin merupakan keturunan dari migrasi manusia yang keluar dari Afrika sekitar 75.000 tahun yang lalu dan akhirnya mencapai Australia sekitar 65.000 tahun yang lalu melalui perjalanan panjang melintasi Asia Tenggara dan mereka tiba pada saat Australia dan Papua Nugini masih terhubung. Seiring berjalannya waktu, Suku Aborigin berkembang menjadi beragam kelompok dan juga mereka beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim dan lingkungan di seluruh Australia mengembangkan budaya unik di sana. 

Kedatangan Bangsa Inggris

Pada tanggal 29 April 1770, James Cook tiba di Australia. Ia adalah kapten Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang melakukan penjelajahan dengan kapal HMS Endeavour ke selatan Samudra Pasifik. Pada saat itu, ia mendarat di daerah di dekat kota Sydney di New South Wales, Australia, yang sekarang dikenal sebagai Botany Bay. Ini merupakan salah satu langkah awal dalam penjelajahan Eropa ke Australia. Perjalanan Cook dan krunya melanjutkan di sepanjang pantai timur Australia, meninggalkan catatan penting tentang topografi dan flora-fauna daerah tersebut. Sejarah Australia dan hubungan antara penduduk asli Australia dan orang Eropa sangat dipengaruhi oleh penjelajah.Konflik yang mengakibatkan suku aborigin terusir

Terkikisnya keberadaan suku Aborigin

Ketika Inggris menjajah Australia pada tahun 1788, populasi suku Aborigin berjumlah sekitar 750.000 individu. Namun, setelah kedatangan pendudukan Eropa, jumlah mereka mulai menurun. Suku Aborigin yang tinggal di daerah pantai mengalami dampak paling berat, dengan sebagian besar dari mereka terusir dan mengalami penurunan populasi. Pendatang Eropa menganggap mereka sebagai kelompok nomaden yang dapat dipindahkan, yang menyebabkan kesulitan hidup bagi penduduk Aborigin.

Pada awalnya, hubungan antara penduduk asli Australia dan pemukim Inggris cukup baik. Suku Aborigin menyambut kedatangan bangsa Inggris dengan ramah, membantu mereka dengan perbekalan, membimbing mereka di daratan Australia, dan bahkan bersosialisasi bersama mereka dalam berbagai aktivitas, seperti bermain kano. Namun, persahabatan ini mulai memudar ketika pemerintah Inggris mulai menerapkan kebijakan yang merusak fisik, biologis, dan budaya suku Aborigin.

Penduduk Aborigin kemudian menyadari bahwa tanah, sumber daya, dan budaya mereka telah terganggu oleh para pendatang, dan ini memicu awal permusuhan serta keruntuhan masyarakat Aborigin di Australia (Genger, 2018).

Penduduk Aborigin jelas-jelas tidak mendapatkan hak-hak yang layak di tanah mereka sendiri, dan mereka sering kali menjadi korban perlakuan buruk dari pendatang. Pada tahun 1804, pemukim Tasmania diberi kuasa untuk menembak suku Aborigin, yang menyebabkan terjadinya "perang hitam" antara pendatang dan penduduk Aborigin, dengan 100 orang Aborigin tewas pada tahun 1820-an. Mereka juga mendapatkan imbalan yang tidak sebanding, seperti pertukaran selimut dan barang-barang lain dengan tanah seluas 24.812 hektare dari tentara Inggris.

Pada tahun 1901, penduduk Aborigin dikecualikan dari sensus dan dianggap bukan warga negara. Mereka juga dilarang memasuki kota melalui penerapan Aborigines Protection Act. Akibat dari ketidakadilan ini, populasi penduduk asli Australia, Aborigin, mengalami penurunan yang drastis, dari 750.000 orang sebelum kedatangan bangsa Eropa menjadi sekitar 60.000-70.000 orang pada tahun 1920-an (Pusat Data dan Analisa Tempo, 2020).

Kondisi suku aborigin sekarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun