Mohon tunggu...
Restia Dewi Anggraeni
Restia Dewi Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Restia Dewi Anggraeni

Mahasiswa UMM 2018 Prodi Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Money

Risiko Bisnis Pada Industri Gadget terhadap Rentannya Praktik Black Market di Indonesia

2 Juli 2021   12:43 Diperbarui: 2 Juli 2021   12:45 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Mayoritas masyarkat Indonesia merupakan tipe konsumen yang tergolong konsumtif. Dapat dibuktikan dengan gaya hidup yang beragam dan kemajuan teknologi memicu kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Adapun produk yang salah satunya banyak digemari oleh konsumen Indonesia adalah produk gadget atau alat elektronik yang mana produk ini sedang marak di Indonesia dan bermunculan di berbagai pasar di Indonesia dengan berbagai macam bentuk dan fungsinya masing-masing. Bentuk gadget yang saat ini sedang mengalami lonjakan permintaan di pasaran yaitu smartphone dan tablet.

Saat ini gadget memang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan gaya hidup manusia. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur "pembaruan". Gadget akan selalu mengalami pembaruan dari hari ke hari yang akan membuat hidup manusia menjadi praktis dan efisien. Dengan adanya teknologi pada gadget yang semakin canggih, masyarakat akan lebih dimudahkan untuk mengakses segala kebutuhan dan informasi yang diperlukan dengan sangat mudah.

Saat ini industri gadget di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga dapat menimbulkan berbagai macam peluang bisnis yang menawarkan sejumlah keuntungan bagi para pelakunya. Pada 2018, lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika. Banyknya pengguna ponsel di Indonesia membuat produsen ponsel bersaing untuk merebut pasar menggiurkan tersebut. Permintaan akan gadget tersebut semakin melonjak pada tahun 2020 karena dipicu dengan adanya pemberlakuan era new normal atau era adaptasi baru yang merupakan imbas dari adanya pandemi COVID-19 yang membatasi mobilitas masyarakat Indonesia dalam melakukan aktivitasnya.

Dengan perkembangan gadget yang semakin pesat tersebut, membuat beberapa pelaku bisnis justru memilih untuk memanfaatkan peluang bisnis tersebut dengan memilih jalan yang curang. Kemajuan teknologi tersebut terutama dalam bidang distribusi tidak digunakan untuk mengembangkan ide-ide dan menciptakan strategi baru yang inovatif, melainkan disalahgunakan untuk mengajar keuntungan secara instan dengan memasukan barang -- barang black market ke Indonesia terutama produk gadget. Praktik black market ini dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai solusi atas mahalnya harga gadget legal yang dikeluarkan oleh distributor. Dengan keadaan tersebut, membuat masyarakat lebih memilih membeli gadget yang ilegal dengan harga yang lebih murah, dengan hal tersebut dapat menimbulkan kerugian pada berbagai pihak.

Mengingat produk smartphone adalah saran komunikasi multifungsi yang dapat digunakan kapan saja, untuk menghidari dan mengatasi segala kemungkinan dan risiko yang dapat mengurangi fungsi maupun nilai dari smartphone tersebut, maka perlu adanya pegaliihan risiko. Smartphone pada umumnya diberikan jaminan berupa garansi dari pabrik dan distributor. Namun, pada saat ini banyak perdagangan yang melanggar hukum dan dilakukan di luar jalur resmi, dan melanggar ketentuan peraturan perundang -- undangan. Smartphone black market merupakan produk selundupan yang tidak ada stiker dirjen postel serta merugikan negara karena tidak mengenakan pajak. Terdapat perbedaan antara black market dengan produk super copy atau orang umumnya mengenal dengan istilah replika, adapun perbedaan ini terletak pada mesin smartphone, pada produk black market secara fisiknya isinya original sedangkan produk super copy merupakan produk smartphone tiruan yang mana fisik produk tersebut tidak original yang dapat dilihat dari baterai, aplikasi, dan perlengkapan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun