Mohon tunggu...
Resti Nur Utami
Resti Nur Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Membahas artikel mengenai Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mungkinkah Perjalanan Menuju Indonesia Emas 2045 akan Tercapai dengan Pendidikan Pancasila?

24 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 24 Desember 2024   10:52 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Momentum yang dasyat dan istimewa akan terjadi di Indonesia pada tahun 2045, bangsa ini akan mengalami bonus domeografi. Bonus demografi dapat dilihat dari mayoritas penduduk Indonesia adalah penduduk yang berusia produktif. Menurut Bapak Hadi Taufik Abdullah pada webinar Ditjen IKP Kekomdigi menyebutkan bahwa usia produktif pada tahun tersebut diperkirakan akan sampai 70% yang masih bisa eksis dan produktif dalam segala aspek. Menurut prediksi IMF di tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara termaju dan tersebesar secara ekonomi ke 4 dan masih banyak lagi prediksi dari lembaga internasional dan ahli ekonomi dunia yang memprediksikan hasil yang sama. Pertanyaannya, apakah mungkin kita akan benar-benar akan mencapai kemajuan itu?

Kemajuan suatu negara akan bergantung pada masyakat, karena tidak semua negara yang mendapatkan bonus demografi akan menjadi sebuah negara yang maju. China adalah salah satu negara yang berhasil dalam memanfaatkan momentum bonus demografi, karena investasi besar-besaran negara China adalah berfokus pada aspek pemberdayaan sumber daya masyarakat. Afrika selatan adalah negara yang gagal dalam memanfaatkan momentum bonus demografi, karena adanya ketidakcocokan antara tingkat pertumbuhan masyarakat dengan lapangan pekerjaan. Jadi, 2045 adalah tantangan bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Terdapat 4 pilar visi Indonesia 2045, yaitu sebagai berikut;
  1.   Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
  2.   Pembangunan Ekonomi
  3.   Pemerataan Pembangunan
  4.   Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan

Menurut Yusuf Mars, S.Ag. M.Ikom. menilai bahwa dari 4 pilar ini, pembangunan manusia dan penguasaan teknologi adalah pondasinya. Misalnya, ketika terjadi pengeboman di Hirosima Jepang, negara Jepang nyaris mengalami kelumpuhan dan semua negara percaya bahwa Jepang akan menjadi negara yang bangkrut. Tetapi, Kaisar Jepang mempunyai sebuah cara untuk mempertahankan negaranya dan memerintahkan untuk mencari sisa seorang guru untuk mencetak para generasi-generasi yang memiliki kompeten. Jepang membuktikan bahwa pembangunan manusia adalah hal yang penting dengan tetap konsen dalam pendidikan.

Pendidikan dalam perjalanan menuju Indonesia emas 2045 haruslah selalu tertuju pada landasan fundamental internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Upaya pembangunan manusia diperlukan pendidikan karakter yang tertuju pada landasan fundalmental internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, agar dapat melahirkan sumber daya manusia yang mempunyai pola pikir dan perilaku berlandasan moral dan generasi yang berkuaitas. Terciptanya Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila dengan enam ciri utama yaitu : beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam karakteristik ini terwujud melalui penumbuhkembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila, yang merupakan fondasi bagi segala arahan pembangunan nasional, hal ini terdapat dalam Visi Kemdikbud 2020-2024.

Sumber: 

https://www.youtube.com/live/z6CA9oD9-SY?si=jE03X3zakox25sx9
https://sman1jaro.sch.id/berita/membumikan-profil-pelajar-pancasila-pada-generasi-muda-menuju-indonesia-emas -2045

Penulis:

1. Resti Nur Utami 

2. Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd. M.H.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun