Mohon tunggu...
Resta arly
Resta arly Mohon Tunggu... Atlet - Suka Jajan

feeling good pokonya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Film Pendek "Balik Jakarta"

9 Maret 2021   19:59 Diperbarui: 9 Maret 2021   20:53 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://youtu.be/KHU8s_r4EBI

Film pendek Balik Jakarta yang di produksi oleh Studio Antelope yang disutradari oleh Jason Iskandar indonesia, Film ini melihatkan kota Jakarta yang sangat sederhana, dan film ini menceritakan Seorang tukang ojek bernama Togar yang mempunyai wawasan yang tinggi dengan gelar sarjananya. 

Film ini menggambarkan sosok Togar yang dapat bisa bertahan hidup di kota Jakarta yang sangat keras, dari sosok Togar ini melihatkan bahwa dia berasal dari kota medan, yang diperlihatkan di awal scene bahwa dia berinteraksi dengan temannya sesama tukang ojek yang sedang membicarakan tentang Utang Piutang.

Tak lama datang seorang bule yang berasal dari German yang bernama Mr.Gunther, untuk mengantarnya menuju ke alamat yang ia minta. Film ini menunjukan kota Jakarta seperti biasanya seperti Macet, orang yang suka menerobos lampu merah, dan gedung-gedung pencakar langit. 

Mereka keliling-keliling hingga masuk kedalam jalan yang sempit sehingga mereka kehabisan bensi, untungnya yang mempunyai toko bensin sangat baik hingga togar diberikan bensin gratis demi mengantar Mr.Gunther untuk menemukan rumahnya. Hingga mereka merasa kelelahan dan mampir ke tukang Nasi goreng, dipenutupan film ini menyajikan beberapa bapak-bapak yang sedang menonton pertandingan bola yang berada di pos ronda.

https://youtu.be/KHU8s_r4EBI
https://youtu.be/KHU8s_r4EBI

Film ini sangat sedikit minusnya jika kalian menonton dengan cermat adapun kelebihan dari Film ini yaitu, pemilihan tokoh Togar sebagai ojek yang pintar berbahasa inggris bikin ceritanya terlihat lebih hidup, percakapan yang sangat natural, diselip pesan-pesan dan identitas budaya yang sangat indonesia, dan tidak ada unsur paksaan benar-benar sesuai realita yang ada.


Untuk minusnya yang sudah saya bilang diawal sangat sedikit sekali yaitu tidak adanya subtitle yang disajikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun