Mohon tunggu...
Resonation2018
Resonation2018 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Women Empowerment" di Mata Nina Moran

28 November 2018   16:45 Diperbarui: 28 November 2018   17:36 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Women empowerment -- sebuah istilah yang kerap didengar di beberapa tahun belakangan ini. Namun istilah yang secara harafiah diartikan ke Bahasa Indonesia sebagai 'pemberdayaan perempuan' memiliki makna berbeda di mata banyak pihak. Sebagai salah satu pendiri Resonation, sebuah konferensi pemberdayaan perempuan terbesar di Indonesia, di mata seorang Nina Moran, pemberdayaan perempuan diartikan sebagai kegigihan dalam mewujudkan aspirasi, mimpi ataupun cita-cita. Saya percaya hal tersebut bisa dimulai dari berhenti menyalahkan diri sendiri dan lingkungan, membuat alasan-alasan dan menciptakan keraguan yang hanya akan menghalangi dan membatasi diri kita sendiri.

Menghilangkan hambatan, terlebih dari diri sendiri, memang tidak mudah. Saya sendiri mengalaminya di sepanjang perjalanan hidup saya.

Berawal dari Dunia Media

Menurut orangtua saya, sejak kecil saya menunjukkan jiwa dagang yang sangat kuat. Saya sendiri tidak pernah terpikir untuk membuat bisnis atau usaha. Bahkan GoGirl sendiri berawal hanya dari sebuah tugas sekolah adik saya, Nita. Ketika itu Nita mempunyai tugas untuk membuat majalah untuk mata kuliahnya selaku mahasiswi desain. Saya yang ketika itu lulusan marketing sangat semangat sampai akhirnya membuat business plan untuk majalah ini. Projek ini sempat terlupakan sampai ayah saya sendiri menemukannya dan menyarankan kami untuk meneruskan majalah ini.

Saya memiliki pengalaman tidak mengenakkan ketika pertama kali meminta pinjaman modal ke Bank untuk memulai bisnis GoGirl. Saat itu, proposal saya dilempar karena dianggap sangat tidak layak untuk dipresentasikan. Meski ada rasa malu, marah dan sedih, tapi saya bangkit, terus belajar dan mencoba. Jatuh bangun menjadi suatu hal yang biasa dalam hidup saya.

Akhirnya saya mendapatkan modal yang kami butuhkan dan GoGirl akhirnya berhasil meluncurkan edisi pertamanya tahun 2004. Ketika itu kebanyakan majalah perempuan fokus kepada topik seperti zodiak dan cowok. Padahal yang perempuan bicarakan tidak hanya dua topik itu. Untuk itu, konten GoGirl kami perkaya pembahasan isu-isu penting seperti lingkungan, pernikahan dini bahkan politik. Sejujurnya hal ini kami lakukan karena sebagai perempuan saya dan adik-adik haus akan media khusus perempuan yang juga membicarakan topik-topik seperti ini.

Setelah selama 14 tahun terbit dan menjadi teman perempuan-perempuan Indonesia, GoGirl akhirnya harus mengeluarkan edisi cetak terkahirnya pada bulan Agustus lalu. Tapi, bukan berarti dukungan saya kepada perempuan Indonesia berhenti sampai disitu.

Menjadi salah satu co-founder Gogirl, saya sering menerima 'curhatan' dari perempuan Indonesia tentang beragam hal. Tapi yang paling banyak adalah soal mimpi mereka dan kebimbangan mereka untuk memulainya. Inilah yang menjadi latar belakang saya menciptakan Resonation.

Melalui Resonation, saya membuka akses bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk mendapatkan informasi baru, belajar dan mendapatkan inspirasi dengan bertemu dengan pemimpin-pemimpin perempuan. Peserta juga berkesempatan untuk belajar dari 100 mentor yang pastinya memiliki pengalaman berharga. Semua dilakukan untuk mendorong pemberdayaan perempuan Indonesia.

Pemberdayaan Perempuan dan Feminisme

Pemberdayaan perempuan kerap dikaitkan dengan feminisme. Feminsime mendorong hak perempuan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Bukan untuk menjalani hidup yang sudah diatur oleh orang tua maupun pasangan, tapi menjalani hidup yang didesain oleh perempuan itu sendiri. Jika seorang perempuan ingin menjadi ibu rumah tangga, asalkan itu pilihannya, biarkan dia memilih. Jika seorang perempuan tidak ingin menikah, biarkan dia memilih. Jika seorang perempuan tidak ingin mempunyai anak, biarkan dia memilih karena itu adalah haknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun