Mohon tunggu...
Robby Milana
Robby Milana Mohon Tunggu... -

Pihak kelurahan mencetak KTP saya dengan nama lengkap Robby Milana. Saya benar2 cuma orang biasa aja. Orang bilang, akar rumput. Saya gemar membaca, menulis, mendengar, dikritik dan menelaah apa saja yg singgah di indera-indera tubuh saya. Tidak ada hal yg istimewa dlm diri saya, kecuali saya selalu merasa gelisah menjadi warga Indonesia yg ingin negerinya selalu dihargai negara lain karena kualitas, bukan karena "gaya"-nya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Berkawan Dari Dale Carnegie

10 Februari 2012   06:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:50 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang kawan mengatakan pada saya bahwa hidup merupakan proses terus menerus. Itu artinya, ga ada hal yg sempurna atau "menjadi" sempurna dalam hidup. Semua selalu setengah matang. Karena itulah hidup selalu menuntut kita utk terus belajar dan berkembang. Begitupun dalam berkawan. Hubungan yang akan atau sedang kita jalin dengan orang lain juga merupakan proses yg terus menerus. Dan proses itu memerlukan strategi.

Ingat punya ingat, ucapan kawan saya itu mirip dengan sari pati konsep "berkawan" milik Dale Carnegie. Sebuah konsep lama. Meski agak "liberal" konsep berkawan milik Dale sangat patut dipertimbangkan. Dalam bukunya "How to Win Friends and Influence People", Dale mengemukakan beberapa prinsip penting dalam berkawan:

1. Jangan Pernah Menyalahkan Orang Lain
Ada seorang murid dengan bangga menjawab pertanyaan dari gurunya, tapi dia menjawab dengan salah. Tidak tanggung2 gurunya itu langsung mengeluarkan caci maki dan cemoohan yang panjang. Intinya, si murid dianggap manusia paling bodoh di kolong langit oleh gurunya. Apa reaksi si murid? Sejak saat itu dia tidak pernah lagi menyukai guru sekaligus mata pelajaran yang diajarkan gurunya itu. Meskipun dia memang bodoh, namun ketika disalahkan sebagai orang bodoh, dia tdk akan terima. Ini contoh kecil yg umum terjadi di dunia sekolah kita.

Ada contoh lain:
Suatu ketika seorang pemuda perlente sedang berkendara dengan mobil mewahnya di jalan besar Chicago. Tiba2 dia diberhentikan oleh seorang polisi. Lalu polisi itu meminta SIM dan STNK nya. Pemuda tadi tdk pernah mengeluarkan SIM dan STNK; tp dia mengeluarkan sebilah pistol dan menembakkannya ke dada polisi dengan bengis. Pemuda itu Al-Capone, musuh masyarakat, pemimpin gang besar di Chicago. Saat tertangkap, dia berkata, "Inikah yang saya peroleh karena membela diri? Saya sudah melewatkan tahun2 dalam hidup saya dengan memberi orang lain kesenangan. Namun yg saya peroleh adalah perlakuan kejam dan terus diburu!"

Bayangkan, seorang Al-Capone pun merasa sbg orang yg tidak bersalah, walau dia merupakan seorang musuh masyarakat!

Manusia cenderung menolak utk dipersalahkan. Ini sifat dasar manusia. Hampir setiap manusia (bahkan mungkin semua manusia) akan bersikap defensif jika disalahkan dan akan menyerang balik dengan menyalahkan kembali.

Jika AL-Capone, musuh masyarakat, saja tidak mau disalahkan, bagaimana dengan orang2 di dalam hidup kita? Tentu mereka jauh lebih baik dibanding Al-Capone. Tp ingatlah, betapa sering kita menyalahkan mereka.

Jika kita mempunyai sedikit kawan dalam hidup ini, itu artinya kita tipe orang yang selalu menyalahkan orang lain. Ada kawan yg sedang diam, kita langsung menyalahkannya. Padahal dia sedang sakit gigi. Ada kawan yg tampak cemberut, kita juga menyalahkannya. Padahal dia sedang mules dan kebelet menahan buang air.

Ternyata sifat menyalahkan orang lain menjadi prinsip pertama yg harus dibuang menurut Dale Carnegie jika kita ingin mempunyai banyak kawan dan berkawan baik.

Socrates pernah menyatakan, "Saya hanya tahu satu hal, yaitu saya tidak tahu apapun." Yakinlah bahwa kita tidak lebih cerdas daripada Socrates. Karena itu wajar jika sedikit demi sedikit kita mulai berhenti menyalahkan orang lain. "Kita belum tentu benar"...itu prinsipnya.

2. Bersedia Menjadi Pendengar yang Baik
Seorang agen minuman dingin berkali2 ditolak oleh sebuah swalayan besar utk memasukan produk minumannya. Rupanya ada yg salah dalam pengajuan proposalnya kpd si manager swalayan. Lalu dia ubah caranya. Saat bertemu utk yg kesekian kali, sekali ini si agen tdk mau berbicara bisnis. Dia ingin berbicara tentang Afrika, sebuah negara yg sangat disukai oleh si manager.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun