Adapun ketika marah otot-otot yang ada di tubuh kita menjadi kaku, hal ini disebabkan pertukaran dan pemakaian energi yang cepat. Oleh karena itu apabila seseorang terlalu larut dalam kemarahannya ia akan terlihat gemetar dan kaku. biasanya mereka akan mengepalkan tangannya dengan sangat kuat untuk meredam perubahan yang ada pada tubuhnya.
Selanjutnya merupakan bagaimana perspektif islam dalam menanggapi kemarahan. Tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang yang mulia seperti Nabi Muhammad SAW pun juga memiliki emosi marah. Sebagaimana Nabi SAW bersabda “Aku ini hanyalah manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah” (HR. Muslim, no. 2603).
Adapun kita diwajibkan untuk mengendalikan emosi marah, hal ini disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib “kendalikanlah amarah, karena marah salah satu bala tentara besar diantara bala tentara-tentara setan” (Sayyid Mahdi as Sadr, 27). Islam juga memberikan solusi untuk mengendalikan emosi, hal ini berdasarkan hadits-hadist yang disampaikan diantaranya adalah (Wigati, 2013) :
- Ketika marah hendaklah ia duduk, apabila hal tersebut belum cukup berbaringlah (HR. Abu Daud).
- Berwudhu (HR. Baihaqi)
- Mengerjakan sholat sunnah dua raka’at.
- Berdoa dan berzikir
- Selalu ingatkan diri ketika kita meredam amarah kita akan mendapat kedudukan yang tinggu dan istimewa (HR. Abu Daud)
Beberapa bahaya yang ditimbulkan ketika seseorang marah adalah (Nur, 1993) :
- Tidak bisa mengendalikan diri
- Dapat membahayakan tubuh
- Mendapatkan azab
- Dapat terjerumus ke dalam dalih yang hina
- Bisa menodai agama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H