Mohon tunggu...
Resmi Sagita
Resmi Sagita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menonton drama dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

NAYU

31 Mei 2022   20:54 Diperbarui: 31 Mei 2022   21:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerpen ini bercerita tentang seorang perempuan yang bernama Nayu. Nayu merupakan tokoh utama dalam cerpen ini. Dia digambarakan sebagai seorang peempuan yang memiliki sifat selalu memikirkan perkataan orang lain atau orang disekitarnya. Nayu tinggal bersama ayahnya, dikarenakan ibu Nayu pergi meninggalkan mereka dan memilih laki-laki yang lebih mapan. Suatu hari pada ulang tahun Nayu yang ke-12, dia diberikan kado sebuah kecap oleh sang ayah. Hal itu membuat dirinya sedikit kecewa. Alasan dia diberikan kado tersebut karena sang ayah belum bisa membelikan kado yang mahal dan juga pada saat itu sedang terjadi konflik antar suku pribumi dengan orang China. Kebiasaan ayah Nayu yang sering memberikan kado kecap berlanjut sampai dia dewasa. Nayu yang memiliki sifat terlalu memikirkan perkataan orang lain. Mulai dari orang-orang yang menggunjingnya masalah tempat dia bekerja, apa pekerjaannya dan juga kapan dia menikah. Perkataan tersebut membuat dirinya terbebani. Suatu hari akhirnya Nayu menikah dan tinggal bersama sang suami. Akan tetapi masalah tidak sampai disitu saja. Karena dia tidak memiliki keturunan akibat mandul yang di deritanya. Dia menjadi buah bibir di masyarakat, kenapa belum mempunyai keturunan. Bahkan mertua dan suaminya ikut serta menanyakan hal itu, yang membuat Nayu memilih bercerai dari sang suami karena tidak tahan dengan keadaan tersebut. Pada usianya yang ke-27, Pada ulang tahunnya Nayu lagi-lagi diberikan kecap yang membuat dirinya bahagia dan terharu. setelah perceraiannya selesai Nayu memilih kembali bersama sang ayah dan hidup berdua selamanya.
Judul cerpen tersebut yaitu "Kecap", yang merupakan salah satu dari kumpulan cerpen Maiasaura karya Lily Yulianti Farid. Terbit pada tahun 2008, dan diterbitkan oleh penerbit Panyingkul!, Makassar. Menurut saya penulis mengangkat isu-isu yang sangat kental di masyarakat terutama masyarakat Indonesia yaitu tentang perempuan. Cerita pendek yang membicarakan masalah tentang perempuan atau yang dinamakan kesetaraan gender. Dimana posisi perempuan yang serba salah dalam segala hal. Mulai dari masalah pendidikan,pekerjaan, pernikahan dan lain sebagainya.  
Cerpen tersebut sangat lah sesuai dengan keadaan sekarang, dimana banyak perempuan yang merasa terbebani dengan perkataan yang sering dilontarkan oleh masyarakat. Perempuan selalu menjadi pilihan utama untuk dijadikan bahan pembicaraan. Kapan kerja, kapan menikah, kapan punya anak. Pertanyaan tersebut seakan-akan hal mudah yang langsung bisa di dapat. Banyak orang tanpa sadar apa kah perkataan yang diucapkan baik untuk di dengar atau tidak. Begitu pun tokoh dalam cerpen itu yakni Nayu, yang merasa terbebani oleh kata demi kata yang selalu di berikan oleh orang-orang terhadap dirinya.
Banyaknya tuntutan bagi perempuan untuk serba bisa melakukan sesuatu mulai dari pekerjaan, rumah tangga, dan lain sebagainya. Hal ini masih sering kita jumpai di dalam masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Yang sering menganggap remeh perempuan. Jika perempuan tidak memiliki kemampuan yang mereka inginkan, sudah pasti akan menjadi bahan cibiran yang tidak bisa di hindari. Perempuan seakan-akan dijadikan robot oleh masyarakat, harus bisa ini dan itu.
Setelah membaca cerita pendek tersebut membuat saya merasa kagum dengan tokoh Nayu bukan karena sifatnya yang selalu memikirkan perkataan orang-orang, tetapi usahanya untuk membuktikan kepada orang- orang disekitarnya bahwa dia bisa melakuka berbagai hal. Mulai dari dia yang bisa mendapatkan pekerjaan, membagi waktu, menikah walaupun dia tidak bisa memiliki keturunan. Nayu yang mempunyai pendirian yang sangat kuat, menjadikan dirinya menarik di dalam cerita. Bukan cuma tokoh Nayu, saya juga kagum atas sikap ayahnya yang selalu tenang dalam melakukan sesuatu. Dia selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk Nayu, memberikan kado pada saat ulang tahunwalaupun kado tersebut tidak seberapa. Sering memberikan semangat kepada sang anak dan juga dukungan di setiap masalah yang di hadapi Nayu. Cerpen ini sangat menarik untuk dibaca terkhusus bagi perempuan. Karena banyak mengangkat isu tentang masalah perempuan, apa-apa saja yang sering dialami dan bagaimana cara mengatasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun