Perkembangan teknologi informasi begitu pesat dan tidak terkendali, dunia seakan berada dalam genggaman. Tanpa sensor segala informasi dapat diakses hanya dengan ujung-ujung jari. Miris mendengar berita tentang berbagai kasus yang menimpa anak-anak usia sekolah seperti penganiayaan anak sekolah yang di lakukan oleh temannya sendiri di sekolah dasar Detiknews,jakarta-kematian bocah kelas 5 sdRenggo kadafi(11)yang dianiaya kakak kelasnya, kasus sodomi oleh guru terhadap murid-muridnya, melalui jejaring sosial facebook pelaku sodomi memperdaya korbannya dan masih banyak lagi kasus-kasus yang tidak bermoral lainnya. Ini merupakan sekelumit contoh kegagalan penanaman karakter pada awal usia emas anak menuju kematangan usia berfikir yang mencerminkan seorang manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Guru sebagai ujung tombak dalam pembentukan karakter peserta didik. menurut Husnul Chotimah (2008) guru adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1993) guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya dan profesinya mengajar. UU No. 14 tahun2005 ayat 2 menyatakan guru sebagai pendidik yang profesional dan bertugas merencanakan serta melaksanakan proses pembelajaran.
Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran yang berbasis TIK wajib dilakukan oleh guru agar relevan dengan zaman. Dalam buku Quantum Learning dipaparkan tiga modalitas belajar seseorang yaitu modalitas visual, auditori dan kinestetik. Melalui aplikasi dan pembuatan media pembelajaran berbasis TIK dapat memenuhi tiga modalitas belajar tersebut. Tidak sulit mencari aplikasi, modul dan bimbingan yang mendukung pembuatan media berbasis TIK baik dari yang sederhana hingga yang lebih kompleks. Berikut beberapa media pembelajaran berbasis TIK seperti Powerpoint, Animasi Flash, Camtasia, Internet dan lain-lain.
Media pembelajaran berbasis TIK khususnya internet dapat mengarahkan perilaku siswa agar menjadi seorang yang menjadikan setiap kebiasaannya adalah belajar. Selain itu dapat juga mencegah peserta didik searching hal-hal yang tidak bermanfaat (negatif berinternet). Ada banyak pilihan website yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran seperti Blogg, Wordpres, Edu20, Edmodo dan sebagainya.
Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai kebutuhan. Edmodo merupakan aplikasi yang menarik bagi guru dan siswa dengan elemen sosial yang menyerupai facebook, tapi sesungguhnya ada nilai lebih besar dalam aplikasi edukasi berbasis jejaring sosial ini. Edmodo (dirancang oleh pendidik) yang juga berbasis clud kolaborasi merupakan aplikasi yang cukup aman digunakan oleh guru dan siswa. Seorang guru, sekolah, kabupaten/kecamatan dapat dengan mudah mengelola sebuah sistem yang menyediakan fitur terbaik dan praktis menghilangkan kecemasan kita terhadap aktivitas yang biasa siswa lakukan dengan internet khususnya facebook.
Melalui platform ini kita dengan mudah memonitor interaksi siswa dalam edmodo learning environment. Pemanfaatan edmodo sebagai media pembelajaran dapat mendorong pembelajaran guru, dapat juga menjadi cara kreatif untuk melibatkan para siswa dalam pembelajaran kolaboratif dan kognisi terdistribusi (Jenkins). Edmodo menyediakan lingkungan dimana belajar dan mengajar dapat menghasilkan kegembiraan siswa, siswa menjadi lebih mandiri, tanpa melupakan standar pengukuran keberhasilan siswa. Ketika siswa merasa senang keinginan mereka untuk dapat mengatasi materi baru dan sulit akan meningkat. Edmodo adalah salah satu cara untuk membangun semangat siswa untuk belajar.
Fitur-fitur yang ada di edmodo mirip dengan prinsip-prinsip pengelolaan kelas berbasis kelompok dan juga sosial media. Fitur utama edmodo adalah dukungan aktif terhadap model komunikasi dari sosial media online, yang ditambahkan dengan fitur online learning material dan online evaluation. Beberapa kelebihan edmodo diantaranya mirip facebook mudah digunakan, closed group collaboration (hanya grup kode yang dapat mengikuti kelas), tersedia online dan tersedia untuk perangkat smartphone (android dan iphone), tidak memerlukan server disekolah, dapat diakses kapanpun dan dimanapun, selalu diupdate oleh pengembang, dapat digunakan bagi siswa, guru dan orang tua, dapat diaplikasikan satu kelas, satu sekolah, antar sekolah dalam satu kota atau kabupaten, edmodo digunakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan model sosial media, learning material, dan evaluasi, edmodo mendukung model team teaching, co-teacher dan teacher colaboration, terdapat notifikasi, fitur badge dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi siswa.
Guru dapat membuat kelas atau kelompok belajar digital di edmodo dengan kode grup akses yang unik. Setiap kelas sebaiknya memiliki nama yang spesifik yang menunjukkan mata pelajaran, tingkat, tahun pelajaran dan juga jurusan. Hal ini untuk memudahkan manajemen kelas-kelas selanjutnya yang akan dibuat selanjutnya. Guru berperan utama dalam kelas digital edmodo. Kendali aktivitas belajar mengajar seperti memonitor aktivitas siswa, menyajikan materi, memberikan penugasan, membuat kelompok-kelompok belajar, dan secara langsung ( direct mesage) dapat berkomunikasi secara individual antar guru, antara siswa dan guru serta antara orang tua dan guru.
Aplikasi dan pembuatan media pembelajaran berbasis TIK seperti edmodo sangatlah relevan dengan kondisi saat ini. Siswa dapat dialihkan perhatiannya dari facebook yang kurang bermanfaat ke edmodo.
Ayo teman-teman guraru coba buat kelas digital di edmodo dan yang sudah punya invite ya ke https://edmodo.com/resma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H