Nona di sudut balkon.Apa yang kau lihat di dalam cangkirmu? Tatapan yang tanpa arti. Tidakkah kedua tanganmu lelah menyangga cangkir? Entah teh. Entah kopi. Entah cokelat. Tidakkah kau tahu mereka ingin diseduh? Tidakkah kau tahu mereka tak ingin tersia-sia?
Tuan di sudut balkon.Apa yang kau lihat di tengah kanvasmu? Tatapan yang tanpa ide. Tidakkah kedua tanganmu lelah menyangga dagu? Entah hijau. Entah kuning. Entah biru muda. Tidakkah kau tahu mereka ingin diadu? Tidakkah kau tahu mereka tak ingin tersia-sia?
Nona di sudut balkon. Gemuruh apa yang bergejolak di dalam dirimu? Sorotmu tampak kelabu. Genggammu tampak pilu. Apa yang sedari tadi kau tunggu? Kulihat cangkir lain di mejamu.
Tuan di sudut balkon. Apa yang membuatmu sendu, hingga membuatmu buntu? Apakah kau kehilangan objek gambarmu? Berhentilah membuang waktu.
Nona di balkon barat.
Tuan di balkon timur.
Minum teh -entah kopi, entah cokelat- di sore hari setelah selesai melukis tampaknya akan sangat manis.
Senyum mereka mengembang di jarak kurang dari enam belas kaki.
Semarang, 06 Februari 2015
Pemandangan unik dengan suara jangkrik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H