Mohon tunggu...
Resky Mustofa
Resky Mustofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Indonesia

Saya adalah sebuah Aktivis dalam jurusan Hubungan Internasional di Universitas Islam Indonesia. Lalu saya selalu berkembang dan meningkatkan value dalam dunia internasional. Saya memiliki keterampilan dalam menulis artikel dan membuat desain grafis yang mencakup dunia internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Teori Realisme dalam Invasi Irak - AS 2003

21 Desember 2023   21:50 Diperbarui: 21 Desember 2023   22:44 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepentingan Kemanusiaan dan Terorisme Global : AS mengklaim invasinya untuk memerangi terorisme global dan melibatkan Irak, yang diduga bekerja sama dengan Al Qaeda, yang merujuk ke arah orientasi keamanan nasional. 

  • Dominasi Militer dan Kekuatan Global : Invasi ini juga dianggap sebagai upaya Amerika Serikat untuk menunjukkan kekuatan militernya dan mempertahankan statusnya sebagai negara terkuat di dunia internasional.

  • Kendali atas Sumber Daya Energi : Cadangan minyak Irak dianggap sebagai sumber daya strategis dan invasi ini sebagai langkah untuk menjaga pasokan energi dan mengurangi ketergantungan pada negara lain.

  • Kurang Perhatian terhadap Dampak Internal : Karena prioritas utama AS adalah keamanan dan ekonomi nasional, keputusan AS mungkin tidak mempertimbangkan dampak internal di Irak, seperti konflik antarkelompok dan perang saudara.

  • Penegakan Kendali Ekonomi dan Politik : Amerika Serikat berusaha mengambil alih pasar minyak dunia, mendorong peneguhan dominasi ekonomi dan politik mereka di tingkat internasional.

  • Kesimpulan

    Salah satu cara untuk menjelaskan invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003 adalah dengan menggambarkan konsep realisme dalam hubungan internasional. Negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, cenderung bertindak untuk mempertahankan kepentingan nasional dan kekuatan internasional mereka. Dalam hal ini, keamanan nasional, kekuatan militer, dan kontrol atas sumber daya strategis, khususnya cadangan minyak di Timur Tengah menggerakkan tindakan AS terhadap Irak. Menurut Morgenthau, realisme menekankan bahwa negara akan mengejar kepentingan dan supremasi kekuasaan, bahkan jika itu berarti melakukan tindakan agresif. Penjelasan tentang invasi ini mencakup hal-hal seperti pernyataan tentang terorisme global, demonstrasi kekuatan militer, kontrol atas sumber daya energi, dan kurangnya perhatian terhadap konsekuensi internal invasi terhadap Irak. Oleh karena itu, realisme melihat hubungan antarnegara sebagai tempat di mana kekuatan dan keuntungan sangat penting. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa dorongan untuk mempertahankan supremasi kekuasaan dan menjaga keamanan nasional---dengan penekanan khusus pada kontrol sumber daya energi penting---adalah alasan tindakan politik dan militer AS terhadap Irak pada tahun 2003.

    References

    Algosaibi, G. (1965, Februari 01). Background. The Theory of International Relations: Hans J. Morgenthau and His Critics, 8(4). https://academic.oup.com/isq/article-abstract/8/4/221/2474271?redirectedFrom=fulltext 

    Al Mudarris, '. (2004). Huru-hara Irak : isyarat akhir zaman. Cahaya Hikmah.

    George Sorensen, R. J. (2009). Pengantar Studi HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pustaka Pelajar.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun