Mohon tunggu...
Reska Tunggal
Reska Tunggal Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Raden Mas Said Surakarta

Saya mahasiswi jurusan Manajemen Bisnis Syariah Islam

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dilema Metode: ABC atau Tarif Tunggal?

1 Desember 2024   13:10 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:20 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik kesuksesan setiap bisnis, terdapat peran akuntansi yang mendukungnya.  Begitu pula dengan usaha lemari dan plavon milik Pak Mulyono yang terletak di Dukuh Winong, Desa Pelemrejo, Kab. Boyolali, Kec. Andong, Jawa Tengah. Beliau yang dulunya ikut kerja di bawah naungan orang lain, kini membuka usaha sendiri dan usahanya berkembang pesat di desanya. Bagaimana Pak Mulyono dapat membangun bisnis yang berkembang pesat? Jawabannya terletak pada penerapan akuntansi manajemen yang cermat. Artikel ini akan mengupas bagaimana peran akuntansi manajemen telah mengubah bisnis Pak Mulyono yang dulunya kerja di bawah naungan orang lain, kini menjadi pengusaha sukses.

“Untuk keuangan saya catat manual di buku mbak, dulu saya awal-awal masih belum faham mengenai pengelolaan keuangan untuk bisnis, jadi saya belajar dikit-dikit mengenai pengelolaan keuangan untuk bisnis,” ujar Pak Mulyono. Awalnya, Pak Mulyono mengelola keuangan usahanya secara sederhana. Ia mencatat pendapatan dan pengeluaran dalam buku. “Saya itu tiap bulan selalu nyetok persediaan, dan tiap hari kami memproduksi 5 Plavon dan 3 Lemari, namun kan ada customer yang suka request. Jadi kami akan membuatkan lagi sesuai request an costumer. Jadi stok per bulan kami terkadang habis tidak sesuai dengan perkiraan, dan kami pun menambahkan stok bahan baku lagi,” ujar Pak Mulyono. Maka dari itu kita bisa menggunakan Metode ABC untuk menentukan harga pokok produksi dari usaha Lemari dan Plavon milik Pak Mulyono.

Dari hasil wawancara dengan Pak Mulyono kami mendapatkan informasi data bahwa ada 8 karyawan yang bekerja, di bagian lemari terdapat 2 leader, dan 2 karyawan biasa. Sedagkan di bagian plavon terdapat 1 leader, dan 3 karyawan biasa. Jam kerja untuk per hari yaitu 7 jam dan 1 jam untuk istirahat, jadi total jam kerja per hari yaitu 8 jam dimana kerjanya itu hanya 6 hari yaitu Senin sampai Sabtu. Untuk gaji leader per harinya sebesar Rp 150.000 dan untuk karyawan biasa per harinya sebesar Rp 110.000.000. Dalam per bulan Pak Mulyono mengeluarkan anggaran untuk membeli bahan-bahan sebesar Rp 192.530.000. Metode Activity Based Costing (ABC) adalah suatu metode penentuan biaya yang lebih akurat dibandingkan metode tradisional. Metode ini mengalokasikan biaya overhead secara langsung kepada aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya tersebut. Berbeda dengan metode tradisional yang seringkali hanya menggunakan volume produksi sebagai dasar alokasi biaya overhead, metode ABC mengidentifikasi aktivitas-aktivitas spesifik yang dilakukan dalam proses produksi dan mengalokasikan biaya berdasarkan tingkat konsumsi aktivitas tersebut. Dalam metode ABC terdapat aktivitas produksi lemari dan plavon milik Pak Mulyono meliputi pemotongan, perakitan, finishing, set up mesin, tenaga kerja, dan pengiriman. Setelah mengidentifikasi aktivitasnya, Pak Mulyono kemudian menentukan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya biaya pada setiap aktivitas. Seperti, jumlah potongan HPL dan PVC yang dipotong akan mempengaruhi biaya listrik untuk mesin potong. Dengan menggunakan informasi tentang aktivitas dan pemicunya, Pak Mulyono kemudian mengalokasikan biaya overhead secara lebih akurat ke setiap produk. Menggunakan dua metode tersebut yang dapat membantu bisnis pak Mulyono dalam membuat keputusan yang lebih baik, terutama dalam hal efisiensi biaya dan peningkatan profitabilitas.

Pengumpulan data biaya produksi bisnis pak Mulyono dalam periode sebulan. Dan mengklasifikasikan dalam bentuk sistem perhitungan biaya : Activity Based Costing dan Tarif Tunggal. Adapun langkah-langkah dalam menghitung menggunakan metode ABC dan Tarif Tunggal yaitu:

  • Mengumpulkan Data usaha Plavon dan Lemari pak Mulyono Winong

Data usaha pak Mulyono
Data usaha pak Mulyono

Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL): pada usaha lemari dan plavon pak Mulyono, BTKL terdiri dari 8 orang karyawan. Di bagian lemari ada 4 karyawan yang terdiri: 2 leader dan 2 karyawan biasa. Sedangkan di bagian plavon ada 4 orang karyawan yang terdiri: 1 leader dan 3 karyawan biasa serta tunjangan untuk karyawan.

Data BTKL
Data BTKL

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL): Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung mengacu pada pekerja pabrik yang upahnya tidak dapat dihitung secara langsung untuk produk atau pesanan tertentu. Pada usaha ini yang menjadi unsur BTKTL adalah upah lembur dan freelance.

Data BTKTL
Data BTKTL
  • Menghitung Masing-masing Produk

Biaya Overhead Pabrik (BOP): merupakan  biaya-biaya  yang  selain  biaya  bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead tidak mudah diidentifikasi atau dibebankan pada produk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun