Apakah kalian salah satu penikmat e-commerce?
Semakin bertambahnya tahun, pengaruh globalisasi terasa sangat kental. Perbedaan-perbedaan antara tahun ini dengan 20 atau 10 tahun yang lalu pun terasa berbeda. Kemajuan teknologi, masuknya berbagai pengaruh negara lain, perdagangan bebas, dan bentuk globalisasi lainnya. Dari bentuk-bentuk globalisasi tersebut pun dapat kita analisis bagaimana perbedaannya kondisi saat ini dengan beberapa puluh tahun yang lalu. Tentunya, globalisasi tidak hanya menyerang satu aspek saja, melainkan ke semua aspek kehidupan. Seperti halnya perekonomian, ketahanan sosial budaya, sistem politik, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya. Tumbuhnya globalisasi ini pun sering menjadi perdebatan antara yang mendukung adanya globalisasi dan yang menentang globalisasi. Namun, globalisasi sendiri memiliki dampak positif dan dampak negatif, sehingga tidak dapat dikatakan pengaruh dari globalisasi sepenuhnya positif atau sepenuhnya negatif. Dalam artikel ini, akan memiliki fokus pembahasan pada bagian globalisasi yang menyangkut ekonomi.
Perekonomian dapat dinyatakan sebagai bagian yang mendapat pengaruh globalisasi. Jika kita amati sistem perdagangan ekonomi dulu masih menerapkan dimana setiap utusan negara harus berkunjung ke negara lain untuk melakukan transaksi perdagangan dan hal tersebut pun memakan waktu yang cukup lama. Berbeda dengan kondisi pada saat ini dimana transaksi perdagangan semakin mudah, bahkan juga terdapat ekspor dan impor, dimana negara dapat menjual produk dalam negerinya dan juga dapat membeli produk luar negeri dengan waktu dan system yang lebih sederhana. Hal ini pun memicu banyaknya produk asing yang ada di negara kita, dan tanpa sadar kita lebih sering menggunakan produk asing daripada produk dalam negeri. Nilai yang diwujudkan oleh produk luar negeri telah membentuk pemikiran masyarakat local dan mengenal adanya 'gengsi'. Dalam transaksi jual beli oleh produk luar negeri saat ini tidak hanya dilakukan oleh pebisnis atau suatu perusahaan negeri saja, bahkan sekarang masyarakat pun dapat melakukan transaksi tersebut dengan mudahnya.
Transaksi jual beli yang sedang marak saat ini yaitu menggunakan sistem online dan memanfaatkan platform yang biasa disebut dengan e-commerce. Sebelumnya pada tahun 1979 kegiatan jual beli online sudah mulai dikenalkan oleh seorang tokoh bernama Michael Aldrich. Namun, pada saat itu jual beli online yang diperkenalkan oleh Aldrich memiliki system dari komputer dan melakukan memproses transaksi tersebut menggunakan jaringan telepon. Pada saat itu Aldrich memulai penyebaran belanja online itu hingga Spanyol, Inggris, Irlandia, dengan system dari satu perusahan ke perusahan lainnya. Perusahaan e-commerce pertama didunia pun muncul pada tahun 1982 dengan nama Boston Computer Exchange. Sesuai dengan namanya perusahaan ini memiliki fungsi untuk memberikan wadah bagi orang yang ingin menjual komputer mereka. Begitupun seterusnya satu persatu perusahaan e-commerce mulai muncul dengan satu fungsi layaknya transaksi jual komputer, transaksi jual beli buku, dan lain sebagainya. Hingga pada tahun 2000 hingga saat ini, e-commerce memiliki perkembangan yang pesat, mulai barang yang dijual tidak hanya dalam satu jenis hingga transaksi pembayaran yang lebih mudah. E-commerce saat ini juga meyediakan beberapa cara seperti melalui platform aplikasi dan website, sehingga transaksi dapat lebih mudah dijangkau.
E-commerce telah menjadi salah satu pendukung kemudahan kehidupan sehingga peran e-commerce bagi masyarakat global saat ini dapat dikatakan tidak bisa dipisahkan. Hubungan yang terbentuk ini pun berdampak besar bagi kemajuan ekonomi global. Layaknya pada paparan diatas, globalisasi ekonomi memiliki beragam bentuk dan yang satu ini telah menjadi wahana favorit masyarakat global. Dengan segala kemudahan yang ditawarkan, tidak heran bahwa masyarakat global tidak menolak adanya stimulus globalisasi ini. Teknologi yang berperan dalam pembangunan e-commerce ini pun semakin menjadikan nyata adanya borderless world dan juga seni melipat ruang dan waktu. Bahkan pada saat ini e-commerce juga turut menyumbangkan hasil pada perekonomian global. Oleh karena itu e-commerce juga dapat menjadi senjata bagi perekonomian global. Kemudahan masuknya produk asing, ekspor dan impor juga menjadi nilai tambah bagi perekonomian suatu negara. Dengan masuknya produk milik negara tersebut juga dapat menambah nilai jual bagi identitas negara atau dalam kata lain dapat memperkenalkan negara tersebut.
Berdasarkan data hasil survey we are social yang dilaksanakan pada April 2021 memuat data seperti dibawah ini.
Hasil dari data tersebut menjelaskan 10 negara dengan pengguna e-commerce tertinggi. Pada peringkat satu terdapat Indonesia dengan total 88,1%, disusul dengan Inggris dengan total 86,9%, Filiphina berada di urutan ketiga dengan total 86,2%, dan pada urutan ke sepuluh terdapat Polandia dengan total 82,9%. Berdasarkan hasil survey pada tahun 2021 tersebut dari kesepuluh negara itu berada diatas 80% pengguna e-commerce. Namun, secara global pengguna e-commerce dapat dirata-rata sebanyak 78,6%. Oleh karena itu, dapat ditarik sebuah makna dimana stimulus globalisasi yang 'empuk' ini sangat diterima oleh masyarakat. Segala kemudahan, dan system yang dapat menyuapi rasa puas dari masyarakat sangat terbayarkan dengan meningkatnya teknologi dan pembaruan-pembaruan yang diciptakan untuk e-commerce tersebut.
Selain data pengguna e-commerce, dibawah ini juga terdapat data pangsa pasar e-commerce global pada tahun 2021.
Berdasarkan data dari activate consulting tersebut dapat diamati bahwasanya pangsa pasar e-commerce global terbesar yaitu Tiongkok, dimana Tiongkok memiliki total 51% dari Gross Merchandise Value (GMV) global. Pada saat itu dilaporkan dari Activate Consulting, dimana total GMV global 2021 sebesar 5,1 Trilliun US Dollar. Perusahaan Tiongkok yang menyumbang hasil besar dan menjadi perusahaan e-commerce terbesar pada tahun 2021 adalah Alibaba. Total GMV yang dihasilkan oleh Alibaba lebih besar daripada perusahaan-perusahaan lainnya layaknya Apple, Amazon, Rakuten, dan lain-lain. Setelah Tiongkok, disusul dengan Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman. Tentunya dengan hasil yang cukup besar tersebut berdampak secara langsung kepada perekonomian negara. Dibawah ini terdapat data GMV 10 perusahaan e-commerce terbesar pada tahun 2021.
Dari beberapa data yang disajikan diatas tentu e-commerce membawa dampak begitu besar. Seperti yang telah dijelaskan diawal bahwasanya salah satu bentuk globalisasi ekonomi ini tidak dapat dikatakan sepenuhnya berdampak positif atau sepenuhnya berdampak negatif. Sehingga, pada muncul dan berkembang pesatnya e-commerce ini memiliki sisi negatif dan sisi positifnya. E-commerce dengan sisi positifnya dapat dirasakan pada perkembangan ekonomi, dirasakan oleh Indonesia. Dimana menko Airlangga pernah memaparkan bahwasanya kontribusi besar dari adanya transaksi e-commerce cukup dirasakan oleh ekonomi digital Indonesia, yang mana dengan meraih total 53 Milliar US Dollar pada tahun 2021 dan diprediksi pada tahun 2025 bahwasanya akan terjadi peningkatan dengan presentase pertumbuhan 18%,  dapat mencapai 104 Milliar US Dollar. Selain itu, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh e-commerce juga menjadi dampak positifnya, seperti halnya pasar memiliki jangkauan yang lebih luas, adanya kemudahan dalam transaksi, mengurangi biaya-biaya tambahan lainnya, dan lain-lain. Dampak positif tersebut juga diimbangi dengan adanya dampak negative seperti besarnya risiko yang akan didapatkan hal ini disebabkan transaksi tanpa melihat barang secara langsung. Selain itu, kejahatan dalam teknologi seperti pencurian data, dan penipuan juga menjadi salah satu dampak negatif dari e-commerce.