Jendela kematian

Disalah satu kota tua diindonesia kalimantan barat tepatnya di pontianak terdapat salah satu daerah Denggan mayoritas masyarakat muslim yang gemar melakukan ibadah setelah selesai sholat isyah pada malam hari masyakat setempat melakukan aktivitas ibadah secara bersama sama di sebuah musholat umum tidak jauh dari jalan simpang 3 , sebelum melalui mushola masyarakat diharuskan melewati rumah tusuk sate yang sudah lama kosong  

Rumah tusuk sate tersebut terdapat jendela yang menghadap langsung ke jalan raya yang biasa dilalui masyarakat untuk berkatifitas baik beribadah ataupun berangkat kerja/sekolah 

Konon katanya rumah tusuk sate tersebut dibiarkan telantar akibat rumah tersebut peninggalan orang pintar yang telah mengorbankan anaknya demi sebuah ilmu sakti mandra guna, tapi berujung naaas bukannya mendapatkan ilmu melainkan hanya kekosonggan yang ada dan menghilangkan satu nyawa ,setelah kehancuran yang hanya ia dapat istrinya memilih meninggalkannya dan ia hidup sebatang kara hingga ajal merenggut nyawanya selama ia hidup ia hanya ditemani oleh arwah anaknya dan makhluk tak kasat mata ,

Aktifitasnya hanya duduk didepan jendela sembari melihat masyarakat beraktifitas lalu lalang, hingga pada suatu hari ia ditemukan tidak bernyawa setelah salah satu penjaga mushola lewat untuk beribadah seperti biasa, dan ia dikebumikan untuk memberikan peristirahatan terakhirnya ,alhasil rumahnya pun kosong karna tidak memiliki kerabat lainya untuk diwariskan 

Rumah tersebut usang dimakan waktu, lumut tumbuh disembarang tempat, semak semak memenuhi halaman rumahnya banggunananya rapuh termakan usia hanya meninggakkan jendela yang bisa melihatkan isi didalam rumahnya ,dikarenakan pemilik sebelumnya adalah mantan dari orang pintar yang mengorbankan anaknya, rumah tersebut kerap dianggap angker oleh masyarakat setempat, jendela yang biasanya menampakkan pemilik rumah kerap menampakkan sekelebat bayanggan anak kecil yang konon digadang gadang adalah anak dari mantan orang pintar dan tak jarang mereka mendenggar suara bisik bisik seperti seseorang yang membacakan syair syair sendu yang membuat bulu kuduk merinding, masyakar dibuat was was untuk melewati rumah tusuk sate tersebut setelah lewat dari jam 1o malam

Hingga pada akhirnya masyakat kompak meminta pak rt membongkar bagunan tersebut dan mengosongkan lahatnya agar dijadikan panti asuhan saja karna tamah tersebut sudah tidak memiliki ahii waris ataupun audah tidak berkepemilikan selama 10 tahun lamanya