Semangat Pagi,
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.Â
Salah satu model jurnal yang akan dibahas adalah Model Segitiga Refleksi. Apa itu model Segitiga Refleksi? Dan bagaimana contoh penggunaan model tersebut dalam jurnal refleksi dwimingguan? Untuk mengetahui semua itu marilah kita bahas satu persatu.
1. Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya memahami bahwa.....
2. Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya mampu.....
3. Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah.....
4. Â Setelah pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah.....
Model segitiga refleksi dapat digambarkan sebagai berikut: