Mohon tunggu...
WAHYUNI SU
WAHYUNI SU Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, jurnalis web, penerjemah ('translator'), editor ... masih terus belajar tentang segala sesuatu

'... memegang teguh disiplin lahir dan batin,percaya pada diri sendiri, dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan'

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Etiket Pergaulan dan Filosofi Biji Kopi

27 Januari 2016   06:28 Diperbarui: 27 Januari 2016   20:25 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Seorang Menwa idealnya disiplin dan tahu tatakrama (dok WCD)"][/caption]“Menurut anda, apa yang akan terjadi jika seorang anggota Menwa menunjukkan sikap angkuh, sok jagoan, dan petentang-petenteng saat berada di kampus? Apakah orang akan jadi simpatik? Yang ada juga, mereka akan jadi sebal dan menjauh.” Papar Eddy Suparno, anggota Kompi F Yon II Unpad /Diklatsarmil 1971 yang telah mengantongi gelar juara terjun payung berkali-kali di ajang kompetisi nasional maupun internasional dan eks Manajer Bidang Wilayah Kerja Perusahaan Listrik Negara (PLN), di depan para siswa Pendidikan dan Latihan Dasar Kemiliteran (Diklatsarmil) Menwa Mahawarman Batalyon II Universitas Padjadjaran (Yon II Unpad) di Kampus Unpad, Jatinangor, beberapa waktu (24/1) lalu.

Eddy Suparno, yang akrab dengan panggilan Edino, selanjutnya mengungkapkan untuk mencegah respon negatif dari lingkungan sosial sekitar setiap anggota Menwa harus memahami dan menjalankan pedoman etiket bersosialisasi. Etiket yang berakar dari kata Perancis etiquette didefinisikan sebagai ‘tatacara pergaulan yang baik antar manusia’. Etiket memiliki sejumlah manfaat dalam kehidupan manusia, antara lain membuat seseorang disegani dan disenangi orang lain, memudahkan dalam membina hubungan baik, memberi keyakinan diri dalam setiap situasi , dan merupakan sarana untuk memelihara suasana yang baik dalam keluarga serta lingkup pertemanan.

Ada empat kunci untuk menjadi pemenang dalam kehidupan, menurut Edino, yaitu self confidence (kepercayaan diri), self control (pengendalian diri­), body language (bahasa tubuh), dan first impression (kesan yang diberikan dalam perjumpaan pertama). Keempat kunci itu sebenarnya saling berkaitan satu sama lain dimana rasa percaya diri yang dipupuk oleh perbendaharaan pengetahuan multi disiplin baru akan memberikan nilai tambah bila disertai kendali diri yang kuat saat berinteraksi sosial sehingga bahasa tubuh akan mencerminkan kecerdasan yang kuat namun santun serta pada akhirnya setiap perjumpaan pertama dengan siapapun akan meninggalkan kesan baik yang mendalam. Keseluruhan rangkaian tersebut akan membuka jalan keberhasilan di berbagai bidang yang kita pilih.

[caption caption="Senam ringan agar tetap fokus (dok WCD)"]

[/caption]Setelah senam ringan untuk mengusir sergapan kantuk jelang tengah hari, para siswa pun kembali melanjut pelajaran mereka yang ditutup Edino dengan kisah wortel, telur, dan kopi.

“Bila wortel, telur, dan kopi dimasukkan ke dalam panci berisi air mendidih; kira-kira apa yang akan terjadi?” Tanya Edino pada majelis kelas sambil menampilkan ilustrasi melalui infocus.,”Wortel menjadi lembek, telur akan mengeras, dan kopi larut mengepulkan aroma harum serta rasa yang nikmat.”

Kisah wortel melambangkan seseorang yang mengawali pelaksanaan tugasnya dengan semangat yang kuat berapi-api namun berbagai tantangan yang dihadapinya dalam proses membuatnya terpuruk menjadi individu berkarakter lembek dan mudah menyerah. Sementara telur adalah simbol seseorang yang memasuki gelanggang juang dengan ketulusan hati yang sensitif, seiring perjalanan waktu akibat hantaman berbagai ujian dalam perjuangannya perlahan hatinya jadi mengeras bahkan egois membatu akibat tumbuhnya rasa benci pada diri sendiri maupun orang lain.

“Anggota Menwa hendaknya seperti bubuk kopi itu, segala macam tantangan jangan sampai mengubah karakter baik kita, justru harus sebaliknya.” Tandas Edino yang dalam usia sudah melewati kepala enam ini masih sesekali melakukan terjun payung dan aktif melakukan touring bersama Persatuan Jeep Bandung (PJB), “Makin panas air akan makin harum dan enak kopi saat diminum, begitu pun berbagai tantangan harusnya mampu diubah menjadi sebuah prestasi yang mengharumkan nama Menwa karena manfaat luas yang diberikannya pada sesama.”

Modal menjadi ‘harum’ dan ‘bermanfaat luas’ adalah pantang menyerah dalam berusaha, sabar menghadapi aneka ujian, dan tetap bersemangat menjalani keseluruhan proses perjuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun