Begitulah harapan walikota Bandung, Ridwan Kamil, yang terkenal kaya gagasan inovatif untuk pembenahan kotanya itu dalam sebuah perbincangan ringan di Pendopo Balaikota Bandung beberapa waktu (8/2) lalu ,” Apa memungkinkan jika dalam setiap teritori rukun warga (RW) di kota Bandung ada seorang anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) yang ditugaskan di sana untuk membina potensi pertahananan sipil (Hansip) dan patriotisme masyarakat di wilayah itu?”
Sebagai pemimpin eksekutif tertinggi di kotanya, wajar saja jika arsitek alumnus ITB penerima banyak penghargaan untuk berbagai rancangannya yang akrab disapa Kang Emil itu berharap semua kalangan/institusi yang berada dalam teritori Bandung dapat bersinergi menyatukan pemikiran dan langkah guna mempercepat proses peningkatan kualitas kota, termasuk institusi Menwa,”Sejauh ini baru dari institusi Pramuka yang proaktif merapat ke Pemkot...” Tuturnya.
[caption id="attachment_323645" align="aligncenter" width="502" caption="Ridwan Kamil dan Resimen Kampus ...(dok Joga/Chaidir, edit WCD)"][/caption]
Seputar kekuatiran sebagian kalangan Menwa bahwa mereka akan diperbantukan dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan operasi penertiban masyarakat, Kang Emil menegaskan,”Saya tidak akan pernah membenturkan anggota masyarakat yang satu dengan yang lain...” Jadi,intinya, Pak Walkot mendambakan semacam dukungan dari segenap satuan Menwa yang berada di Bandung agar dapat bekerja sama membangun ketahanan masyarakat dari mulai level RW sampai tataran kota.
‘Ketahanan’ di sini tentu saja harus kita tafsirkan secara luas, tidak hanya terbatas pada sektor pertahanan-keamanan (hankam) semata, mengingat para anggota Menwa yang notabene adalah mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu di kampusnya masing-masing. Mereka yang berbasis ilmu pendidikan berbagai program studi, misalnya, dapat menjadi tutor-tutor kelompok belajar membantu para orangtua yang tak mampu membayar jasa bimbingan belajar bagi putra-putrinya. Menwa yang menuntut ilmu seputar ekonomi,kejuruan, dan wiraswasta bisa membangun grup-grup pengembangan kemandirian ekonomi untuk membantu mengatasi pengangguran serta memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Bagi warga Bandung yang bergerak di sektor pertanian/peternakan, para anggota Menwa yang berasal dari fakultas pertanian/peternakan dapat menjadi konsultan bagi mereka seputar berbagai inovasi yang lebih menguntungkan dan ramah lingkungan. Menwa dari fakultas kedokteran/perawatan/kesehatan masyarakat dapat mendukung peningkatan program-program dinas kesehatan kota. Begitu pun Menwa penggiat kegiatan pecinta alam dapat menjadi inisiator unit-unit tanggap bencana di lingkungannya. Ada lebih banyak lagi contoh yang bisa digali sesuai minat maupun jalur keilmuan masing.
Semua anggota Menwa seyogyanya dapat mengiventarisir potensi dalam diri masing-masing yang dapat dijadikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berada di sekelilingnya. Hal ini berlaku untuk semua anggota Menwa di kota-kota seluruh Indonesia sebagai realisasi dari semboyan Widya Castrena Dharma Siddha yang bermakna ‘menyempurnakan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan’. Bila hal ini sudah terealisasi, maka slogan ‘NKRI Harga Mati’ akan terpenuhi dengan sendirinya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H