Pernahkah anda mendengar atau malah sedang mengejar rumus 8+8+8? Bukan sebagai rumus matematika yang hasilnya 24 , tetapi ini salah satu rumus  dasar untuk "mengatur" Jam keseimbangan setiap harinya "24 jam".
Dalam rumus dasar itu keseharian kita dibagi menjadi 3 bagian, yang setiap bagiannya memiliki porsi waktu 8 jam untuk mencapai keseimbangan yang diharapkan dalam pola ini. Lalu apa saja 3 bagian itu?
Bagi yang belum tahu mari kita cari tahu, siapa tahu kita jadi tahu (terlalu banyak "tahu") dan menggunakan rumus ini sebagai patokan kita mengatur jadwal keseharian kita. Sebenarnya sih mungkin sebagian besar orang sadar atau tidak juga sudah menggunakan rumus ini.
8 jam yang pertama adalah bekerja. Mungkin kita diajari untuk tidak menjadi budak uang, tetapi tak bisa dipungkiri jika uang adalah kebutuhan paling pokok setiap manusia. Karena dengan uang inilah kita bisa memenuhi 3 kebutuhan dasar "sandang, pangan, papan", serta kebutuhan kita lainnya. Dan dengan cara bekerja lah kita dapat uang.
Bekerja disini dalam artian sangat luas, setiap kegiatan produktif yang bertujuan untuk mendapatkan penghasilan "biasanya berupa uang". Baik itu yang bekerja di perusahaan, yang berwirausaha, yang berdagang, berinvestasi, dan lain sebagainya.
Tapi saya harap anda tak memasukkan bentuk-bentuk penipuan, pencurian, pemalakan, sampai pembegalan dalam kategori bekerja lho ya. Itu mah namanya kriminal.
Bahkan bagi yang sudah punya banyak portofolio investasi yang seolah-olah dengan tidak melakukan apa apa uang masuk sendiri "passive income", tetap perlu menjaga nilai portofolio tidak turun sehingga ada keuntungan yang tetap masuk sebagai pendapatannya.
Pada intinya gunakan 8 jam pertama itu untuk mendapatkan uang. Bagaimanapun cara anda, mau yang formal maupun informal yang penting ada income dari kegiatan anda.
8 jam yang kedua adalah sosialisasi. Sosialisasi disini baik kepada keluarga maupun kepada lingkungan dan relasi. Di sinilah jam anda entah anda mau menghabiskan waktu dengan anak istri (kalau sudah punya) atau untuk nongkrong dengan teman, ngobrol dengan tetangga, atau  kegiatan apapun lah diluar anda bekerja.
Kalau boleh dibahasakan, hasil dari 8 jam kedua ini adalah nilai sosial anda. Sebisa mungkin diantara sosialisasi itu sendiri juga haruslah seimbang. Maksudnya jangan cuman waktu habis dengan keluarga, tetapi tak pernah berkomunitas dengan tetangga, kawan. Atau jangan cuman habis untuk nongkrong dan main, tetapi tak pernah punya waktu dengan orang tua misalnya.
8 jam yang ke 3 adalah istirahat, terutama tidur. Tentu sudah banyak kita mendengar jam tidur yang paling baik adalah 8 jam dalam sehari, jadi ya gunakan waktu itu untuk beristirahat, untuk tidur.
Kalau ada yang bilang, Â terlalu banyak tidur itu tidak produktif. Ya memang kalau kebanyakan tak lagi produktif. Tetapi kurang tidur pun bisa mengurangi produktifitas, karena badan akan terasa cepat lelah misalnya ketika bekerja.
Memang hasil yang dituju untuk 8 jam ketiga ini seolah tak produktif, tapi nyatanya itu yang diperlukan untuk menjaga produktifitas, menjaga kesehatan sehingga tetap produktif.
Sebenarnya ada kegiatan yang belum masuk dalam 3 pembagian ini, yaitu ibadah. Karena ibadah pada dasarnya tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga bisa dimasukkan kemana saja.
Lagipula bagi orang muslim misalnya, sholat 5 waktu tak bisa dikumpulkan di satu waktu tertentu sehingga perlu dimention khusus dalam pembagian waktu. Yang pasti ibadah kan kewajiban atau panggilan diri masing-masing orang yang tak perlu diatur secara khusus harusnya tetap dilaksanakan.
Mengenai rumus 8+8+8 ini tak ada waktu khusus kapan memulai dan berganti, semua menyesuaikan kebutuhan masing-masing. Mungkin ada yang butuh bekerja di malam hari sehingga istirahat di siang hari. Atau bekerja dari subuh sampai pagi menjelang siang (pedagang pasar misalnya) dan beristirahat pada sore hingga tengah malam.
Pun waktu 8 jam itu juga tak harus beruntun. Bisa saja jam sosialisasi itu di waktu pagi sebelum bekerja begitu pula sore setelah bekerja. Bisa pula tidur terbagi 2 jam tidur siang dan 6 jam tidur malam misalnya.
Rumus ini menurut saya sangat fleksibel, yang pada intinya anda menyediakan waktu sejumlah 8 jam untuk setiap bagian aktifitas itu.
Dalam kenyataanya ketika porsinya tak bisa 8 jam apakah berarti saya salah dalam mengatur aktivitas? Rumus ini berbicara tentang keseimbangan dan bukan salah benar, jadi semua balik pada kebutuhan dan kemauan diri sendiri. Tetapi tentu ada konsekuensi dari ketidakseimbangan itu yang harus diterima.
Atau ketika kita bekerja tak sampai 8 jam misalnya, dan bahkan sudah mendapat penghasilan yang lebih dari cukup. Ya tak apa juga, tetapi jika ditambah lagi kan berarti ada potensi tambahan penghasilan, itu konsekuensinya.
Kenyataanya adalah anda bisa saja memilih menghabiskan berapa jam dalam sehari untuk suatu aktifitas (entah bekerja, sosialisasi, atau tidur). Tetapi anda tak bisa memperpanjang waktu yang disediakan 24 jam sehari. Jadi tak ada jalan untuk memperpanjang waktu suatu kegiatan tanpa mengurangi porsi yang lainnya.
Melihat di TV ,selebritis yang menghabiskan waktu dari mulai subuh sampai tengah malam untuk bekerja, dan menghasilkan banyak uang hingga jadi "sultan" rasa-rasanya tak ada yang "salah" dengan bekerja overtime.
Ya memang tak salah karena lagi-lagi bukan tentang salah dan benar. Tetapi kenyataanya ada konsekuensi lain yang harus dia bayar. Suntik vitamin dan treatment lain secara berkala yang membutuhkan jutaan bahkan puluhan juta sekali treatment, terkadang relasi dengan keluarga yang rusak, itu konsekuensinya.
Intinya tak ada kegiatan apapun yang bersifat overtime yang tak memiliki konsekuensi dan atau tak berdampak bagi kegiatan yang lainnya.
Pada akhirnya, dibutuhkan kebijaksanaan dalam mengelola dan membagi porsi dari waktu 24 jam sehari yang telah disediakan. Sesuaikan dengan kebutuhan anda masing-masing.
Rumus 8+8+8 ini pada dasarnya hanya sebagai patokan dan titik berangkat kita dalam mengatur waktu bahwa ada banyak hal yang terbagi dalam 3 kelompok (bekerja, sosialisasi, istirahat) yang harus kita berikan porsi yang cukup.
Ketika keseimbangan tercapai, saya yakin dan percaya kehidupan kita sehari-hari akan terasa lebih ringan tanpa harus kehilangan salah satupun dari ketiga aspek yang sudah dibahas.
Tetapi untuk hal ini saya sendiri masih bergumul dengan pembagian waktu yang tepat sesuai kebutuhan saya. Jadi tulisan ini bukan bertujuan mengajar, tapi untuk kita sama-sama belajar mengatur waktu yang baik. Atau, adakah anda yang sudah menikmati keseimbangan waktu? Boleh sharing di komentar, siapa tahu saya dan orang lain bisa belajar dari pengalaman anda.
Salam damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H