Penyakit mental merupakan penyakit yang tidak terlihat oleh mata namun, harus di perhatikan seperti penyakit-penyakit yang terlihat lainnya. Seseorang dikatakan sehat, jika dia sehat secara fisik maupun secara mental. Kesehatan mental yaitu keadaan dimana seseorang tidak terkena dari segala bentuk penyakit gangguan kejiwaan, dan keadaan dimana seseorang dapat menjalankan kehidupannya secara normal. Menurut WHO sendiri, kesehatan mental yaitu kondisi dari kesejahteraan yang disadari seseorang, termasuk di dalamnya ada kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres dalam kehidupan, bekerja dengan produktif serta menghasilkan, dan juga ikut berperan aktif dalam komunitasnya (Rantilia,2020).
Bentuk dari penyakit mental bisa diakibatkan oleh faktor genetik atau keturunan, faktor psikologisnya seperti tingkat perkembangan emosional, dan faktor sosial yaitu stabilitas dari keluarga, teman, dan adat budaya setempat. Dari faktor-faktor tersebut kita mengetahui bahwa seseorang yang mengalami penyakit mental tidak hanya disebabkan oleh satu faktor melainkan masih ada faktor yang lain.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi (Rokom, 2021). Dilihat dari data yang mengalami penyakit mental di setiap tahunnya meningkat, seharusnya sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi jumlah penyakit mental.
Setiap orang tidak terlepas dari lingkungannya, lingkungan yang baik tentunya lingkungan yang membawa energi positif. Di indonesia sendiri, masih banyak orang yang tidak memberikan energi positif, melainkan memberikan energi negatif yang mengakibatkan seseorang down secara berlebihan, hingga bisa membuat mereka mengalami penyakit mental, karena tumbuh kembang seseorang selaras dengan perkembangan lingkungannya. Lalu setelah mereka ada penyakit mental, akan dikucilkan, dihina, dianggap orang aneh, dan mengganggap juga mereka sebagai haus perhatian. Di Indonesia juga, sering kali kita temui bahwasanya, masyarakat beranggapan bahwa mereka yang mempunyai penyakit mental adalah orang yang tidak mendekatkan diri kepada Tuhan.
Banyak sekali kita temukan  jenis gangguan mental, dimulai dari gangguan kecemasan yang berlebihan, gangguan kepribadiaan, bipolar, gangguan makan, gangguan mood, skizofrenia, dll. Contoh nyata dari penulis sendiri yaitu adanya orang yang memakan tisu saat di kerumunan ramai, memakan pisang disertai dengan kulitnya saat di kelas, banyak yang mengira bahwa mereka melakukan hal aneh sedang mencari perhatian. Nyatanya, kita harus memahami kesehatan mental seseorang.  Karena itu merupakan sebuah penyakit mental yang harus dihargai dan didukung untuk kesembuhannya.
Upaya yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak terkena penyakit mental terhadap penyakit mental yaitu, berusaha melakukan pendekatan terhadap orang yang terkena sakit mental, berusaha menghargai dan melindungi mereka, berusaha memahami mereka, berusaha memberikan dukungan kuat kepada mereka, dan juga membantu mempromosikan tentang pentingnya memahami kesehatan mental seseorang.  Tujuan dipromosikan untuk meningkatkan derajat kesehatan mental di masyarakat, menghapuskan stigma masyarakat yang tidak mempercayai adanya penyakit kesehatan mental, yang beranggapan bahwa seseorang yang terkena penyakit mental belum dekat kepada Tuhan, serta yang terakhir meningkatkan pemahaman dan penerimaan  masyarakat terhadap orang yang mempunyai penyakit mental. Oleh karena itu, penting adanya melakukan upaya promosi dalam memahami mental seseorang, entah itu di lingkungan rumah, lingkungan kampus, lingkungan keluarga, dan juga lingkungan masyarakat.
Sumber Bacaan
Rantilia, Ratu. 2020. "APA ITU KESEHATAN MENTAL", https://itjen.kemdikbud.go.id/webnew/covid19/apa-itu-kesehatan-mental/, diakses pada 9 Juni 2022 pukul 15.30.
Rokom. 2021. "Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia", https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/, diakses pada 10 Juni 2022 pukul 11.00.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H