Mohon tunggu...
Resha Resha Nuzul Safitri
Resha Resha Nuzul Safitri Mohon Tunggu... -

Student. Departement of Sains Communication and Community Deveelopment. Bogor Agricultural University 2013. Commit, Solid, and Focus !

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lebaran Rasa Barbeque

5 Oktober 2014   19:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:17 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, aku mau mengucapkan Selamat Iduh Adha 1435 H bagi seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia ya.

Kedua, aku mau cerita tentang lebaran haji ku kali ini. Read and comment if you want. Happy Reading guys ! J

Ditahun 2014 ini, pemerintah Indonesia menetapkan Hari raya Idul Adha akan jatuh pada hari Minggu, 5 Oktober 2014. Kalaupun ada beberapa dari umat Islam yang sudah merayakan Idul Adha di hari Sabtu atau satu hari sebelumnya, itupun benar. Mereka sudah menggunakan dalil-dalil yang Shahih dan sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Toh tidak ada yang akan disalahkan. Indonesia menjujung tinggi rasa saling menghormati atas perbedaan yang ada. Bahkan dalam urusan perbedaan jatuhnya hari lebaran seperti ini yang memang kerap kali mengundang perhatian banyak massa di Indonesia.

Nah, tahun 2014 ini. Aku merayakan hari raya idul adha di kota hujan. Kota yang amat aku cintai. Di malam takbiranku, aku mengisinya bersama keluargaku di Bogor. Yup, Keluarga Bina Desa BEM KM IPB 2014. J Senang rasanya bisa menjadi bagian dari Bindes. Acara ini sengaja di adakan. Khusus untuk keluarga bindes yang memang tidak sempat berkumpul dengan keluarganya di kampung halaman tercintanya masing-masing, termasuk aku.

Ya, aku memang tidak sempat untuk pulang ke Kota Tegal Bahari. Hmm.. Namun, lebaranku kali ini pasti akan sangatlah berbeda karena aku akui bahwa untuk pertama kali aku lebaran dan tidak dirumah. So, untuk beberapa saat aku merasa sendiri dan kesepian tanpa keluarga yang mendampingi. Ibu sudah dari beberapa hari yang lalu menanyakan kabar kepulanganku. Baik melalui sms singkat, telepon, bahkan lewat anak bungsunya, Difa Safety. Adikku tersayang. Lagi-lagi aku harus menikam rasa rinduku setiap detiknya. Namun, kepulanganku kali ini adalah hal yang bisa memberiku pelajaran akan betapa arti pentingnya kehadiran kita ditengah keluarga kecilku. Ya, kakakku ada di Solo sekarang. Ia yang juga sedang menempuh bangku kuliah di semester 5 tidak pulang ke Tegal. Karena, ia sekarang sedang memegang peranan penting di beberapa acara dikampusnya. Untuk ayahku, beliau sudah berada di Tegal dari beberapa hari yang lalu. Menemani Ibu dan adik, karena mereka tahu bahwa kedua anaknya tidak pulang kerumah. Dan sekali lagi aku harus menikam rasa rinduku disetiap detiknya karena harus tidak pulang lebaran kali ini.

“Fun With Bindes” tema acara bindes malam ini. Dengan ditemani jagung bakar, buah, dan makanan kecil lainnya, kami keluarga bindes merayakan malam lebaran di kos Sagina, salah satu keluarga bindes yang bertempat di komplek perumahan Dramaga Cantik Bogor dengan penuh sukacita. Meskipun hanya 10 orang saja termasuk si Shohibul Bait, hehehe namun acara insidental seperti ini memang dirasa cukup diperlukan untuk mempererat jalinan kekeluargaan bindes. Acara ini di akhiri dengan saling cerita, berdiskusi, dan bertanya kabar keluarga bindes. Setelah Nurul, Ika, dan Sagina banyak bercerita tentang diri mereka dan kondisinya. Sekarang giliranku. Tiba-tiba aku merasa canggung. Hampir saja aku menangis ketika mengatakan bahwa “aku sedih karena lebaran kali ini tidak bisa berkumpul dengan keluarga”. Bagaimanapun juga, aku senang bisa merayakan malam lebaranku kali ini bersama keluarga bindes. Ada beberapa poin dan pelajaran yang aku dapatkan.

Nurul : Dia adalah aktivis LPQ Alhurriyah IPB (Lembaga Pendidikan Qur’an). Darinya, aku belajar bagaimana sosoknya akan selalu menjaga keutuhan dan kekonsistenannya dalam mencintai Al Qur’an dan Khaliknya. Dia berniat untuk tetap melanjutkan perjuangannya untuk menjadi salah satu tim pengajar yang bermanfaat di LPQ.

Ika : Sosok perempuan berlesung pipi manis ini sangat jago bercerita. Agaknya ia sempat dikira mahasiswi komunikasi karena dia juga mahir dalam bercakap. Darinya aku belajar, bahwa keyakinannya suatu saat akan mendapatakan pasangan yang baik yang telah ditetapkan Allah jika ia juga berusaha untuk menjaga dirinya dan menjadi orang yang baik.

Sagina : Dia perempuan yang kuat. Bagaimana tidak? Untuk kuliah saja dia harus rela menempuh jalan yang cukup jauh dari komplek perumahannya menuju halte angkutan umum menuju kampus. Keren.

Resha : Aku. Ya, aku bukanlah sosok perempuan yang sempurna. Aku cerewet, ceroboh, dan sering menyinggung perasaan orang lain. Aku adalah seorang pemimpi besar. Aku hanyalah satu dari sekian banyaknya mahasiswa yang beruntung untuk merasakan bangku kuliah di IPB. Tidak, aku tidak ingin menyombongan diri.

Ka Robbi : Seorang aktivis di berbagai kegiatan kampus. Darinya aku belajar bagaimana caranya membagi waktu. Dia kerap kali mengundang perhatian keluarga bindes atas ucapannya malam ini yang membuat kami geli.Bagaimana tidak, dia membicarakan pernikahan sepanjang kegiatan ini berlangsung. Kita doakan saja mimpinya terwujud di tahun 2019 yaitu untukmenikahi perempuan sholihah yang disiapkan Sang Maha.

Ka Ita : Namanya Ratna Nurmalita Safitri. Dengan inisial RNS. Persis sama denganku. Ya, darinya aku belajar banyak hal. Termasuk dalam urusan memotivasi diri dari tulisan yang kita buat. Dia seorang akademisi yang-ehm-pekerja keras-mungkin. Aku belum banyak mengenalnya, namun dari tulisan yang sering ia buat, aku bisa menilai bahwa dia adalah sosok perempuan yang “kece”.

Ka Indri : Sosok perempuan yang berasal dari daerah Kalimantan ini adalah salah satu sosok yang menginspirasiku dalam bertindak. Motto hidupnya adalah kerjakan dan ikhlaskan. Malam ini dia bercerita rencana hidupnya beberapa tahun ke depan. Dan itu membuatku terkesan. Aku jadi ingat ketika ulang tahunnya kemarin aku sempat memberinya boneka kucing yang aku harap itu bisa menjadi simbolik bukti sayangku padanya.

Ka Andi : Pemimpi besar. Ya, mimpi terbesarnya adalah menjadi seorang engineer. Darinya aku belajar tentang sebuah kesederhanaan hidup. Dalam beberapa kasus, dia lebih bekerja dalam diam. Dia tak banyak ingin mengumbar kehidupannya. Sedikit tertutup mungkin. Namun, aku yakin ambisinya sangat besar dalam mengejar pencapaian asanya. Kita doakan saja semoga semua mimpinya dapat terwujud, termasuk pergi ke luar negeri karena buah karyanya. J

Ka Adi : Pak Direktur Bindes yang plegmatis. Baginya, menjadi pemimpin bindes itu menyenangkan. Dia bisa mengerti dan memahami berbagai karakter orang-orang disekitarnya. Dia punya mimpi besar ingin membawa keluargakecilnya ke Abudabi suatu saat kelak. Kita doakan saja ya J

Ka Hasan : Pak Menteri sosial masyarakat bem km kabinet berani beda. Darinya, aku belajar bagaimana caranya memaknai hidup. Baginya, mengutamakan kepentingan dan kebahagiaan orang lain itu lebih penting daripada dirinya.

Ketiga, aku berharap hubungan kekeluargaan ini akan tetap terjaga. Hingga nanti akhirnya kita sudah meninggalkan kampus kita dengan gelar kita masing-masing. Teruslah berkarya, keluargaku. Jemput asamu. Jangan ragu untuk mengabdi. Tak perlu sungkan jikalau kau dirundung masalah. Datanglah kepada kami, karena kami akan selalu ada untukmu. Dan yang paling utama adalah “Karena pengabdian adalah muara juang kami”. J

Ditulis di Bogor,

Malam Lebaran, 10 Dzulhijjah 1435.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun