Mohon tunggu...
Resha Latifah
Resha Latifah Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan ibu ibu komplek

Bekerja itu ibadah, jadi tetap semangat

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Akibat Telinga Memiliki Dinding

22 Mei 2020   20:04 Diperbarui: 22 Mei 2020   20:01 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Asalammualaikum, 

Pernah gak sih jadi korban gosip? atau malah jadi pelaku penggosipan?

Banyak hal sih yang paling enak diomongin baik itu yang enak enak di dengar atau yang gak enak buat diomongin semisal kebukuran orang lain. Tapi tahu dong hal hal semodel gibah itu asik saja dilakukan ya. Asatagfirulloh semoga jangan sampai jadi pemambah dosa untuk kita semua. Memang tidak kerasa karena pembicaraan itu ringan bahkan jika ditimbang mungkin sama beratnya sama hati jika sedang berbicara ala sinetron, ala pikiran jahat gitu lah.

Saya pernah membicarakan orang jujur, namanya juga manusia betulkan gosip itu ringan tinggal ucap keluar. Semoga dapat sepenuhnya dihilanggkan dari kehidupan saya kedepannya. Karena kadang jika membicarakan orang entah yang baik atu yan g buruk ada saja dampaknya.

Kisah ini dimulai karena ada orang nguping sedangkan saya dan teman saya sedang ngomongin orang. si penguping ini mengadu ke teman yang sedang saya obrolin sebelumnya, entah dipelintir atau ditambah ramuan ramuan jadilah kesalahpahaman, ye orang ngomongin pekerjaan malah nyambungnya ke kehidupan pribadi.

Kebetulan ditempat yang sedang saya membicarakan itu ada cctv dan kebetulannya lagi ada bisa tangkap suara. Oh betapa senangnya karena nyaris selama membicarakan dia tidak ada satupun ujaran atau hasuatan atau apalah apalah yang menjelek jelekan dia. 

Darui situ paham lah saya kadang ya dinding punya telinga dan si udara bisa menyampaikannya sampai kalah kecepatan cahaya. Kita sebagaimanusia juga memang tidak luput dari salah dan dosa. Semenjak itu saya jadi lebih sensitif jika membicarakan orang. Lebih enak curhat sama suami sendiri atau orang yang yakin ada percayai untuk berkeluh kesah. 

Saya sadar kadang semua orang punya temperamen dan egonya masing-masing. Kadang saat membicaraka orang lain bukan serta merta bergosip dan menjelekan juga menumbar aib orang saja. Kadang dengan membahas satu orang itu juga sebagai refleksi diri dan pelajaran bagaimana sebetulnya kita bisa diterima baik karena manusia itu kan makhluk sosial. Berkeluh kesah tentang kelakukan sesosok makhluk boleh saja asal tidak ada unsur bumbu magig dalam pembicaraanya agar tidak jadi gosip dan bahan gunjingan.

Misalnya membicarakan kinerjanya dalam sebuah team atau bahkan personalnya dalam bekerja, bukan gosipkan tapi bicara fakta agar kita dapat bersinergi bekerja secara team. Agar tidak ada missinformasi juga. 

Memamng akhirnya kami semua berbaikan tapi rasanya jadi risih, saya benar karena membicarakannya lantaran beberapa kerjaanya yang tidak sesuai ekspektasi bersama, bukan niatnya mengadu tapi saat itu sedang di briefing mengenai hambatan bekerja. Akhirnya jadi aneh, atau mungkin itu yang bisa disebut new normal ya? mungkin.

Tetapi sebagi manusia dan makhluk sosial yang tahu belajar agama dan kita mesti tahu jika saling maaf memaafkan adalah hal yang danjurkan oleh Rasullalah, sangat disukai oleh Allah SWT karena orang yang berlapangdada adalah orang orang yang sabar dan penuh cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun