Booming perusahaan startup di Indonesia sudah sangat terasa dan semakin panas saja akhir-akhir ini, yang terakhir adalah kabar Lazada yang dibeli sahamnya 50% oleh group Alibaba ("Amazon"-nya China) senilai 2 Trilyun Rupiah. Selain Lazada, startup yang lagi naik daun adalah GoJek, Tokopedia dan Bukalapak. GoJek, Tokopedia dan Bukalapak juga mendapat dana dari investor baik itu investor dari dalam maupun luar negeri. Startup kawakan seperti Kaskus juga tidak segan-segan menerima tawaran dari group Djarum, dan saat ini Kaskus resmi adalah hak milik group Djarum 100%.
Perusahaan startup sejatinya menjual harapan masa depan, masa depan digambarkan akan dikuasai oleh budaya online, semuanya serba online, serba digital, dan serba internet. Apalagi ditambah masifnya penetrasi internet di Indonesia, serta didukung larisnya smartphone Android murah, juga maraknya media sosial dan tetek bengeknya, akibatnya terjadi kesimpulan mentah bahwa seakan-akan startup adalah merupakan bisnis masa depan.Â
Bila kita menelisik model bisnis perusahaan startup yang sudah ada dan "terlihat" mapan seperti GoJek, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Kaskus dan sebagainya, model bisnis ini bisa dikatakan profitnya belum tampak, tapi lihat saja iklan perusahan startup itu jor-joran, entah sudah berapa milyar dihabiskan oleh Tokopedia dan Bukalapak untuk pasang iklan masif di Televisi Nasional, selain itu perhatikan juga sudah berapa lama promosi jual jasa rugi yang dilakukan oleh GoJek?Â
Perusahaan-perusahaan startup tersebut memakai modal dari investor untuk promosi, untuk membesarkan brand, untuk mendapatkan "growth", dimana growth atau pertumbuhan ini dianggap akan cukup untuk membuat mereka mendapatkan keuntungan di masa depan. Coba pikir darimana startup semacam Tokopedia dan Bukalapak mendapatkan uang untuk operasional mereka? Mereka menjual slot iklan di website mereka dan menjual slot member premium, yang nilai pemasukan pasti kalah dari nilai yang mereka keluarkan untuk operasional dan iklan yang bombastis, kalau begitu bagaimana mereka bisa bertahan?Â
Perusahaan startup tersebut pada hakekatnya adalah menarget investor, bukan orang awam (bukan pengguna service)! mereka menjual brand! itulah rahasia perusahaan startup, pada saat yang tepat mereka akan menerapkan startegy exit! Seperti Tokobagus yang dijual ke Olx atau Kaskus yang dijual ke group Djarum atau yang terbaru Lazada dijual ke Alibaba, itulah strategy exit yang bagus, keluar dengan membawa banyak uang. Inilah bisnis startup, kalau sudah exit ya tinggal bikin startup baru lagi kan, betul?Â
Jadi, begitulah rahasia perusahaan startup yang patut kita tahu dan pelajari, dengan begitu siapa tahu para pembaca tertarik untuk memulai perusahaan startupnya sendiri (kalau bisa buatlah startup yang ditawar oleh Google, Yahoo atau Facebook)! Dan dengan begitu kita tidak perlu terlalu kaget kalau nanti mendengar GoJek, Tokopedia, Bukalapak dan startup-startup lainnya dijual oleh para foundernya. Bagaimana pendapatmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H