Kegiatan pelaksanaan KKN Back To Village 3 Universitas Jember, dilaksanakan secara mandiri di desa masing-masing. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya mahasiswa melaksanakan KKN secara berkelompok. Hal ini terjadi karena wabah covid-19 yang terus bertambah setiap harinya. Melalui kegiatan KKN Back To Village 3 Universitas Jember, saya Resa Fitri Indrayana peserta KKN BTV 3 UNEJ, Kelompok 14 denngan Dosen Pendamping Lapangan dr. Yudha Nurdian,M Kes. berupaya untuk dapat mengembangkan usaha Tahu Keliling di tengah pandemi covid-19. Lokasi usaha Tahu Keliling ini berada di Kelurahan Kotakulon RT : 17, RW : 04. Kegiatan KKN  BTV 3 Universitas Jember dilaksanakan selama 30 hari di rumah pemilik usaha tahu keliling. Dampak dari pandemi ini sangat dirasakan oleh pelaku usaha kecil maupun besar, tak terkecuali juga dirasakan pula dikuatkan oleh Bapak Hariyanto yaitu  menurunnya permintaan, hingga penjualan menjadi sepi, hal tersebut sering terjadi di siang hari sehingga mengalami kesulitan dalam menjual tahu tersebut. Ditambah adanya PPKM, pelaku usaha tahu keliling mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas, melalui program pengembangan produk guna dapat berdaya saing dimasa pandemi, saya  akan melakukan pelatihan dan pendampingan untuk menciptakan inovasi baru yang berfokus kepada pengemasan yang menarik dan menambah logo dalam kemasan. Tujuan pengembangan produk dengan berfokus kepada pengemasan dan logo, saya harap dapat memberikan nilai lebih kepada konsumen dan mampu meningkatkan omset penjualan untuk bapak Hariyanto. Tahap pertama pengembangan produk tahu dimulai dengan menyiapkan tahu mentah yang sudah siap untuk dijual. Kemudian tahu tersebut di kemas ke dalam toples plastik microwave (persegi panjang) ukuran 1000 ml dan toples plastik microwave ukuran 500ml. Kemudian di beri air secukupnya supaya tahu tersebut tidak rusak, kuning dan pahit. Toples Plastik Microwave (persegi panjang) ini sangat mudah digunakan, dan baik disimpan di dalam kulkas, serta mudah dibawa kemanapun. Selain itu juga dapat menjaga tahu dari kerusakan fisik maupun dari kimia sehingga kualitas tetap terjaga. Toples plastik microwave (persegi panjang) ini merupkan salah satu bentuk promosi yang menggunakan kemasan praktis mudah dan lebih safety. Selanjutnya tahap sosialisasi pemberian logo , membuat Banner.
Proses pengemasan ini dilakukan secara konvensional oleh pemilik usaha tahu. Proses kemasan dari kresek kecil dirubah menjadi kemasan toples plastik microwave (persegi panjang) yang lengkap dengan logo usaha merupakan salah satu langkah atau proses yang menjadikan sebuah produk tersebut menjadi menarik, berkualitas baik dari segi kualitas produk dan kualitas kemasan. Selanjutnya Tahap pemasaran dengan memasarkan produk ke media sosial seperti Instagram, Whatsapp dan facebook. Dengan mengembangkan produk melalui pengemasan menggunakan toples plastik microwave, pemberian logo, serta memanfaatkan media sosial, saya harap dapat memberikan manfaaat kepada semua masyarakat khususnya pelaku UMKM untuk memasarkan produknya melalui media sosial guna tetap beradaptasi dalam situasi pandemi sehingga mampu meningkatkan perekonomian pelaku usaha di tengah pandemi covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H