Mohon tunggu...
Muhamad Hamka
Muhamad Hamka Mohon Tunggu... -

"Yang tertulis akan abadi"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Foke, HNW dan Jokowi

3 Juli 2012   10:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari enam pasangan calon Gubernur (cagub) dan calon Wakil Gubernur (cawagub) Jakarta yang berlaga 11 Juli mendatang, yang memiliki peluang untuk memenangkan kontestasi Pilkada Jakarta adalah pasangan Foke-Nara, HNW-DJR dan Jokowi-Ahok.

Pertama, pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara). Pasangan ini memiliki peluang besar untuk memenangkan Pilkada DKI didasarkan oleh posisi incumbent Foke. Keberadaan Fauzi Bowo sebagai calon Gubernur (cagub) Petahana, suka atau tidak memiliki dampak positif dalam mendongkrak suara Foke-Nara. Secara psikologis para birokrat DKI sangat mungkin akan ikut memainkan peran penting dalam memenangkan pasangan nomor urut 1 ini. Popularitas Foke sebagai calon incumbent secara psikologis akan memengaruhi memori kolektif warga Jakarta.

Kedua, pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini (HNW-DJR). Pasangan yang diusung PKS dan PAN ini memiliki peluang yang cukup besar dalam memenangkan Pilgub DKI. Hidayat yang merupakan mantan presiden PKS dikenal sebagai sosok politikus yang santun dan bersih. Secara organisasi, Jakarta merupakan basis PKS. Dan harus diingat kader PKS memiliki loyalitas dan militansi yang tinggi terhadap partai. Ketika partai sudah memutuskan calon Gubernur, maka mesin partai akan bekerja efektif dengan tingkat soliditas kader yang luar biasa dan militant.

Banyaknya para pesaing yang maju saat ini bila dibandingkan Pilkada tahun 2007 akan menguntungkan HNW. Karena suara yang dulu focus pada Fauzi Bowo-Prijanto, maka besar kemungkinan kali ini akan berdiaspora pada lima kandidat lain. Sementara suara kandidat yang diusung oleh PKS, kecil kemungkinan berdiaspora, kalaupun ada, maka persentasinya sangat sedikit. Hal ini semakin diperkuat dengan posisi Didik Rachbini yang diusung oleh PAN, tentunya akan mendongkrak suara pasangan ini. Apalagi kalau mesin partai (PAN) juga bekerja secara efektif.

Ketiga, pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama (Jokowi-Ahok). Pasangan ini juga memiliki peluang yang besar untuk memenangkan Pilkada DKI. Pasangan yang "melancong" dari daerah ini (Solo dan Belitung) memiliki popularitas sebagai pasangan yang populis (merakyat). Popularitas Jokowi sebagai Walikota Solo dengan pelbagai kebijakannya yang populis dan humanis menjadi garansi yang akan mendongkrak suara pasangan ini. Disamping kerja efektif partai (PDIP) dan basis komunitas Cina Ahok.

Ketiga pasangan calon inilah yang memiliki peluang cukup besar untuk memenangkan Pilgub DKI. Namun catatan ini sekadar analisa berdasarkan persepsi dan perspektif saya, yang tentunya sangat terbuka untuk diperdebatkan. salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun