Mohon tunggu...
Muhamad Hamka
Muhamad Hamka Mohon Tunggu... -

"Yang tertulis akan abadi"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amran Batalipu "Kelinci Percobaan" KPK

7 Juli 2012   01:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bupati Buol, Sulawesi Tengah ini betu-betul meratapi nasibnya yang apes. Betapa tidak, Amran yang diduga menerima suap dari Manager PT Hardaya, Yani Anshori ditangkap oleh KPK dengan proses yang cepat. Bandingkan dengan korupsi kakap elite di Jakarta, mereka seolah kebal untuk diproses(hukum) dengan cepat sebagaimana Amran Batalipu.

Batalipu pun harus rela dijadikan tersangka pertama yang mengenakan baju seragam tahanan di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan KPK. Seperti yang diberitakan oleh Okezone.com (7/7), Amran mengenakan baju semacam blazer putih bertulis 'Tahanan KPK', Amran digelandang menuju sel tahanan setelah terlebih dulu diperiksa penyidik. Amran merampungkan pemeriksaan intensif sekitar pukul 22.35 WIB.

Di bawah kawalan dua petugas KPK, dia dibawa ke ruangan yang terletak di lantai dasar KPK dengan kedua tangan diborgol. Tak sepatah kata pun terlontar dari Amran. Sambil tertunduk malu, dia seperti tak berdaya diboyong ke kamar barunya. Wajah Amran tampak pucat dan berkeringat.

Kita berharap KPK akan bernyali serta bertindak tegas dan professional seperti yang diperlakukan terhadap Amran Batalipu terhadap kasus-kasus dan tersangka korupsi kakap yang lain. Hukum harus betul-betul ditegakkan secara imparsial tanpa didistorsi oleh paradigma tebang pilih.

Jujur kita akui, bahwa paradigma aparat penegak hukum soal tebang pilih masih bercokol dalam mindset aparat penegak hukum. Hal ini terbukti ketika elite politik atau birokrasi kelas kakap yang terlibat korupsi, maka prinsip kehati-hatian digunakan sehingga proses hukumnya berjalan tersendat-sendat. Tapi kalau yang korupsi bukan kalangan elite, maka tidak ada lagi frasa kehati-hatian tapi semuanya berjalan dengan cepat, tanpa perlu tekanan public sebagaimana yang sering terjadi pada korupsi kakap.

Untuk itu kita berharap Amran Batalipu tidak hanya sekadar “kelinci percobaan” tapi akan semakin banyak “pencuri uang Negara” ini yang menggunakan seragam tahanan KPK. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun