Mohon tunggu...
Reza Permadi
Reza Permadi Mohon Tunggu... Geologist -

The caretaker of Geoheritages

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengenal Geopark Gunung Sewu untuk Aset Pariwisata Kreatif

18 Agustus 2015   08:10 Diperbarui: 18 Agustus 2015   08:10 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geopark adalah kawasan geografis dimana situs-situs warisan geologi menjadi bagian dari konsep perlindungan, pendidikan dan pembangunan berkelanjutan yang secara holistic. Sinergi antara keragaman geologi, biologi dan budaya harus ditonjolkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Geopark – khususnya jika nilai bentang alam atau keanekaragaman alam dapat ditunjukkan kepada pengunjung (UNESCO, 2010). Saat ini di Indonesia ada beberapa kandidat yang akan dijadikan sebagai National Geopark yaitu, Geopark Batur di Bali, Danau Toba di Sumatera Utara, Gunung Rinjani di NTB, Merangin di Jambi, Raja Ampat di Papua dan Gunung Sewu di Jawa Tengah.

Daerah Gunungsewu merupakan kawasan kars tropik yang cantik dan terluas di Asia tenggara. Daerah ini secara administrasi termasuk wilayah  Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Pacitan (Jawa Tengah), dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah). Secara geografik berada di 6o 10’ to 6o 30’ LS dan 99o 35’ to 100o BT, lebih-kurang 25 km Tenggara Yogyakarta, sekitar 109 km NNW dari Pacitan, dan hanya 20km SW dari Wonogiri. Luas kawasan Gunungsewu lebih-kurang 800 km2, sangat mudah diakses dari Yogyakarta – Wonosari, Wonogiri dan Pacitan. 

Secara geologi Gunung Sewu merupakan hasil dari proses-proses deposisi dan tektonik (tumbukan antar lempeng) yang menghasilkan hamparan batuan karbonat dengan variasi bentuk bentang alam, berbagai fosil, struktur deformasi, dan keunikan hidrogeologi. Batuan dasar yang tersingkap di kawasan ini adalah batuan vulkanik Formasi Semilir dan Formasi Nglanggran yang berumur Tersier Awal. Di bagian Utara batuan dasar ini ditutupi oleh batuan berjenis napal dan batupasir tufaan Formasi Sambipitu dan  batupasir tufaan dan kalkarenit Formasi Oyo. Di atas Formasi Sambipitu dan Formasi Oyo terdapat Formasi Wonosari, dan Formasi Kepek. Di Daearah Gunung Sewu batuan termuda adalah endapan Kuarter alluvial dan endapan vulkanik Gunung Merapi. Proses-proses alam yang kompleks telah mewariskan banyaknya situs geologi di daerah ini. Kehadiran berbagai situs warisan geologi ini akan mendukung promosi Gunung Sewu sebagai kawasan Geopark dunia.

*Formasi adalah kumpulan dari beberapa batuan dan diberi nama sesuai dengan nama daerah di dekatnya.

Sesuai dengan batas administrasi daerah, Geopark Nasional Gunung Sewu terdiri dari bagian barat (segmen Gunungkidul), bagian tengah (segmen Wonogiri) dan bagian timur (segmen Pacitan). Geopark Nasional ini mengangkat tema bentangalam kars dan batuan dasar yang tersingkap dibawahnya, termasuk hubungan antar komponen alam di dalamnya (geologi, biologi, budaya). Geopark Gunung Sewu digunakan sebagai instrumen pembangunan daerah di Jawa Selatan secara berkelanjutan. Konsep pengembangannya mendasarkan pada aspek konservasi, aspek pendidikan, aspek penumbuhan nilai ekonomi lokal (salah satunya melalui pariwisata), dan keterlibatan masyarakat setempat secara aktif.

Kawasan Geopark Gunung Sewu mempunyai 30 situs geologi (geosite) dan 3 situs non-geologi unggulan, yang tersebar di segmen bagian barat (Gunungkidul), bagian tengah (Wonogiri) dan bagian timur (Pacitan). Situs-situs ini merupakan warisan alam yang dilindungi. Keanekaragaman potensi geologi yang unik dan spesifik yang dapat diangkat sebagai warisan geologi di daerah Gunungsewu dapat dijumpai pada beberapa lokasi. Beberapa warisan geologi yang hingga saat ini telah menjadi obyek wisata minat khusus khususnya keilmuan.

Apakah Geopark hanya tentang Geologi? Tentu saja tidak, Meskipun sebuah Geopark harus menunjukkan warisan geologi yang bermakna internasional, namun tujuan dari Geopark adalah untuk mengeksplorasi, mengembangkan dan melestarikan hubungan antara warisan geologi dengan warisan alam, budaya dan intangible di kawasan tersebut.

Peluang Indonesia untuk mengembangkan Geopark sangat besar karena memiliki geodiversity yang melimpah dan tersebar luas di seluruh pulau sehingga, melalui unsur Cultural diversity masyarakat mendapat kesempatan yang luas untuk ikut mengembangkan pariwisata secara professional dalam bentuk usaha ekonomi pariwisata kreatif (transportasi, penginapan, restoran, cinderamata, kesenian, guide, porter, dll) yang secara langsung dapat menunjang pengembangan Geopark berkelanjutan.

“Jadi, Yuk mari sama-sama kita mengenal kan Geopark kepada seluruh orang, agar mereka bisa paham tentang pentingnya memajukan Pariwisata di Indonesia dan untuk mengembangkan ekonomi kreatif berdasarkan potensi sumber daya alam dan budaya unggulan di masing-masing daerah”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun