Mohon tunggu...
Yui Kobayashi
Yui Kobayashi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Wherever wind goes to

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merasa Kerasan Di Jerman, Raja Afrika Ini Menjalankan Pemerintahan Menggunakan Skype

12 Desember 2014   18:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418357564822303401

[caption id="attachment_340839" align="aligncenter" width="409" caption="sumber : berita9online.com"][/caption]

Teknologi dibidang internet tampaknya membuat segala sesuatu terasa lebih mudah. Contohnya salah satu teknologi internet yang banyak membantu ialah layanan video chat Skype.

Lazimnya, Skype digunakan para pebisnis antar-negara seperti digital agency indonesia dengan klien, menjadi jembatan penghubungan LDR dua insan yang terpisah, atau orang tua yang rindu anaknya yang sedang berada di luar negeri.

Uniknya, seorang raja asal Afrika tak mau kalah dalam memanfaatkan kecanggihan layanan video chat milik Microsoft tersebut. Tak tanggung-tanggung, sang raja yang bernama Togbe Ngoryifia Cephas Kosi Bansah memakai Skype untuk menjalankan pemerintahan dari jarak jauh.

Dan tentunya yang menjadi perhatian, ia melakukan percakapan jarak jauh dari Ludwigshafen, sebuah kota kecil di Jerman.

Raja berusia 66 tahun ini memang tak lagi tinggal bersama rakyatnya. Ia memutuskan tidak kembali ke tanah kelahirannya, di Hohoe (sebuah daerah di selatan Ghana) hingga menikah tahun 2000 dan menetap di Jerman. Keputusan ini ia diambil setelah menjalani program pertukaran pelajar pada tahun 1970.

Pada tahun 1987, ia diangkat menjadi raja Hohoe menggantikan kakeknya yang meninggal dunia. Hingga kini, ia menjalankan pemerintahan Hohoe berpenduduk sekitar 200.000 orang melalui Skype dan sambungan telepon dari Jerman. Ia dilaporkan sering harus bangun semalaman untuk mengatur dan menyelesaikan perselisihan antar-suku di wilayahnya.

Dan baru-baru ini sang raja ramai diberitakan media setempat setelah rumahnya dirampok. Ia dilaporkan kehilangan mahkota dan kalung emas kerajaan peninggalan kakeknya yang sangat berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun