[caption id="attachment_340839" align="aligncenter" width="409" caption="sumber : berita9online.com"][/caption]
Teknologi dibidang internet tampaknya membuat segala sesuatu terasa lebih mudah. Contohnya salah satu teknologi internet yang banyak membantu ialah layanan video chat Skype.
Lazimnya, Skype digunakan para pebisnis antar-negara seperti digital agency indonesia dengan klien, menjadi jembatan penghubungan LDR dua insan yang terpisah, atau orang tua yang rindu anaknya yang sedang berada di luar negeri.
Uniknya, seorang raja asal Afrika tak mau kalah dalam memanfaatkan kecanggihan layanan video chat milik Microsoft tersebut. Tak tanggung-tanggung, sang raja yang bernama Togbe Ngoryifia Cephas Kosi Bansah memakai Skype untuk menjalankan pemerintahan dari jarak jauh.
Dan tentunya yang menjadi perhatian, ia melakukan percakapan jarak jauh dari Ludwigshafen, sebuah kota kecil di Jerman.
Raja berusia 66 tahun ini memang tak lagi tinggal bersama rakyatnya. Ia memutuskan tidak kembali ke tanah kelahirannya, di Hohoe (sebuah daerah di selatan Ghana) hingga menikah tahun 2000 dan menetap di Jerman. Keputusan ini ia diambil setelah menjalani program pertukaran pelajar pada tahun 1970.
Pada tahun 1987, ia diangkat menjadi raja Hohoe menggantikan kakeknya yang meninggal dunia. Hingga kini, ia menjalankan pemerintahan Hohoe berpenduduk sekitar 200.000 orang melalui Skype dan sambungan telepon dari Jerman. Ia dilaporkan sering harus bangun semalaman untuk mengatur dan menyelesaikan perselisihan antar-suku di wilayahnya.
Dan baru-baru ini sang raja ramai diberitakan media setempat setelah rumahnya dirampok. Ia dilaporkan kehilangan mahkota dan kalung emas kerajaan peninggalan kakeknya yang sangat berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H