Mohon tunggu...
REPAN EFENDI
REPAN EFENDI Mohon Tunggu... Guru - Ki Purbo

Malang

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

"Klombrotan"

16 Mei 2020   10:06 Diperbarui: 16 Mei 2020   10:07 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkait baju baru, ketika saya dulu masih kanak-kanak, ada istilah yang sampai sekarang masih saya ingat, yaitu "Klombrotan". Sering mendapat teguran orang tua, "pakeane ojo digawe klombrotan".Artinya 9 jangan dipakai seenaknya.  
Maksud dari teguran ini, pakaian yang baru tidak boleh dipakai sehari-hari. Apalagi hari-hari biasa. Lebih-lebih dipakai saat bermain. Malah tidak diperbolehkan. Itulah yang dimaksud pakaian dibuat "klombrotan".

Dengan ungkapan itu,  baju baru itu hanya dipakai saat hari-hari khusus saja. Misalnya mau bepergian jauh, ikut kondangan, atau yang paling tepat saat lebaran. Selebihnya, tetap tersimpan di almari. Sehingga jaman itu, baju baru itu awet. Beli tahun lalu, lebaran sekarang masih belum banyak berubah, masih seperti baru. Apabila masih "sedeng" atau cukup, pakaian baru bisa dipakai 3 sampai 4 kali lebaran. Uniknya ada trik orang tua jaman dulu, kalau membelikan pakaian anaknya pasti ukurannya yang jauh lebih besar dari badannya sehingga awet. Kalau kebesaran gimana?  Biasanya di lipat. Celana dilipat, lengan baju juga dilipat. Beres... Sehingga, seandainya karena kondisi orang tua tidak bisa membelikan yang baru, masih bisa memakai pakaian tahun lalu yang masih "berbau baru". Hehehe... Maka tepatlah kalau dulu ada lagu anak-anak dari Dea :

Baju baru Alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama

Sepatu baru Alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada sepatu yang lama

Pada catatan pertama tentang baju baru, baju baru saat lebaran bukanlah suatu keharusan. Itu hanya anjuran yang kemudian menjadi tradisi di masyarakat. Seandainya tidak ada yang baru, jangankan berlebaran, ibadah saja, utamanya sholat, tetap sah memakai baju lama. Atau paling tidak memakai yang paling baru. Yang paling penting adalah bersih dan suci. Maka tepatlah potongan syair lagu diatas.

Lalu apa makna terdalam yang bisa kita petik dari memakai pakaian baru? Di dalam Pakaian baru ada nilai filosofis yang bisa kita jadikan bahan renungan. Diantaranya :

Pertama, berpakaian baru berarti penampilan juga baru.

Penampilan baru adalah simbol dari buah Ramadhan. Buah dari Ramadhan adalah taqwa. Orang yang berhasil menjalankan ibadah Ramadhan memperoleh derajat Muttaqin. Dengan demikian, selepas Ramadhan seseorang diharapkan berubah penampilannya menjadi orang yang bertakwa. Bagi yang sudah bertaqwa akan menjadi lebih bertaqwa. Segala ucapan dan perilakunya harus mencerminkan pribadi yang bertaqwa. Penampilan berubah dari sebelumnya.

Kedua,  orang berpakaian baru biasanya berusaha menjauhi segala hal yang kotor agar tetap bersih.

Hal ini juga buah dari Ramadhan. Orang yang sukses Ramadhannya, maka ia bersih dari segala dosa. Karena sudah bersih maka ia harus berusaha untuk menjauhi perbuatan kotor atau tidak baik sehingga kebersihannya berlanjut.

Ketiga, orang berpakaian baru biasanya sangat risih jika terkena hal yang kotor dan segera membersihkannya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun