Apa itu agroekologi?Â
Secara terminologi (istilah dan penggunaan kata-kata khusus yang digunakan dalam suatu disiplin ilmu, bidang, atau bahasa tertentu), bahwa agroekologi merupakan istilah gabungan dari "agro" (pertanian) dan "ekologi" (lingkungan), di mana hal ini menggambarkan pendekatan pertanian berkelanjutan dengan fokus pada interaksi dan keselarasan dengan ekosistem.Â
Ekosistem di sini adalah sistem alami yang terdiri dari makhluk hidup dan lingkungan fisik yang saling berinteraksi di suatu wilayah tertentu.Â
Jenis ekosistem pun beragam, seperti hutan hujan Ttropis (kaya akan keanekaragaman hayati dan iklim lembap), hutan tropis kering (curah hujan yang lebih rendah, beradaptasi dengan musim kering dan basah), hutan mangrove (tumbuhan yang tumbuh di wilayah pasang surut, dan kaya akan keanekaragaman hayati laut dan daratan), rawa (tanah yang tergenang air secara periodik, ada potensi flora dan fauna untuk keseimbangan alam), serta lahan pertanian dan perkebunan secara luas.Â
Sebenarnya masih banyak ekosistem lainnya seperti sabana, laut, pesisir, hingga jenis-jenis hutan lainnya.Â
Agroekologi secara lengkap mencakup disiplin ilmu yang mempelajari interaksi sistem pertanian dengan lingkungan alamnya. Di mana segala unsur hidup dan non-hidup di sekitar kita, memberikan sumber daya, habitat, dan layanan ekosistem penting bagi kehidupan dan keberlanjutan manusia.Â
Perlindungan dan pelestariannya jika kritis maka dampak-dampak ekologis baik berupa kerusakan, bencana, dan kepunahan secara historis sudah pernah terjadi.Â
Agroekologi menjadi pendekatan holistik yang bertujuan menciptakan pertanian berkelanjutan, ramah lingkungan, dan produktif. Prinsipnya meliputi diversifikasi dengan penggunaan polikultur sendiri merujuk pada praktik-praktik menanam beberapa jenis tanaman secara bersamaan di lahan yang sama,
Diversifikasi ini akan meningkatkan keanekaragaman dan produktivitas pertanian secara alami dan memberikan jeda pada rotasi tanaman, serta mengurangi bahan kimia sintetis seperti pestisida dan pupuk buatan lainnya bahkan hampir tidak memerlukan pupuk karena kebutuhannya sudah terpenuhi.Â
Keterlibatan Masyarakat dan LingkunganÂ
Agroekologi juga fokus pada pengelolaan sumber daya alam, seperti air dan tanah, untuk mencapai keseimbangan ekosistem. Adanya keterlibatan petani dan masyarakat lokal diutamakan dalam pengambilan keputusan dan penerapan pengetahuan lokal.Â