Renungan Tentang Kebutuhan Dasar Kehidupan
Bersyukurlah bagi para penduduk yang bisa menikmati sumber air tanpa cemaran, bahkan memiliki akses air minum yang bisa langsung minum dari kran-kran di perumahan yang sudah difasilitasi dengan bayaran yang pastinya tidak murah.Â
Jika dilihat di Kabupaten Tasikmalaya ada yang namanya kebiasaan ngisikan beas di sunge (mencuci beras di ujung sungai dimana itu adalah mata air yang bersih yang difungsikan untuk : diambil mata airnya untuk minum, mencuci beras, dan kebutuhan pangan lainnya).Â
Hingga saat ini masih sering dilakukan, dengan hal begini walaupun di pedesaan biaya-biaya kebutuhan hidup seperti air bersih itu disediakan alam dan dapat diolah serta dimanfaatkan.
Tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk filtrasi atau menyaring mendapatkan air bersih untuk layak minum karena hal ini berjalan turun-temurun.Â
Walaupun ada banyak ketabuan diterapkan namun hal ini masih cukup bisa dipahami semata-mata melindungi cemaran yang terjadi, terlebih jika banyak perlikau-perilaku sepele seperti membuang sampah ke pinggiran sungai karena sudah banyaknya sampah rumah tangga dan tidak tertangani karena konsumsi yang banyak.
Maka kemalasan akan timbul, dari mulai malas memilahnya, malas mengurusinya karena sudah tidak ada waktu dan memang selepas bekerja.
Tubuh ini akan terasa lelah, sedangkan tanggung jawab kelestarian lingkungan selalu tidak ada upahnya kalau bukan dari kesadaran diri sendiri dan kekompakkan bermasyarakat untuk tetap menjaga lingkungan.
Karena ada akumulasi harga kebutuhan yang jika dinominalkan, para petugas kebersihan pun datangnya tidak setiap hari dengan sumber daya manusia yang terbatas.
Bahkan sampah-sampah rumah tangga yang tidak tertampung akan dibiarkan di beberapa tempat agar bisa ditarik ke Tempat Pembuanan Akhir walau sudah berhari-hari dan sudah menimbulkan berbagai aroma dari sampah-sampah warga.Â
Fungsi AirÂ