Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Jamu Dorong Mbok Tumi, Rasa Herbal untuk Lintas Generasi

14 Juni 2023   08:04 Diperbarui: 16 Juni 2023   10:42 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : dokumentasi pribadi

Artinya, jamu dorong ini masih potensial dijual, dan Mbok Tumi hanya berjualan dari jam 6 pagi sampai jam 11 menjelang siang. Waktu yang sebentar untuk memastikan jamu dorongnya habis dengan pelanggan yang sudah tetap dan rutin. 

Jamu kekinian yang diolah macam-macam belum bisa menjangkau semua kalangan karena beberapa kendala karena: harganya yang lebih tinggi dari jamu dorong atau jamu gendong, harus pergi ke kafe dan untuk kebiasaan masyarakat di Tasikmalaya, pergi ke kafe artinya harus mempersiapkan pakaian yang sesuai karena tempat publik seperti ini adanya di perkotaan.

Sedangkan menikmati jamu dorong Mbok Tumi cukup memakai pakaian santai seperti ibu-ibu yang keluar dari rumahnya memakai daster dan ingin menikmati jamu dan tidak ribet dengan urusan tampilan, nama-nama jamu yang diolah kekinian sering menyulitkan definisi konsumen karena tidak terbiasa dan belum bisa membayangkan tampilannya seperti: Turmenic Sparkling For Summer Drinks (maksudnya jika diterjemahkan adalah kunyit asam yang ditambah soda dan disajikan dingin), ini sangatlah rumit dimengerti oleh para penikmat jamu tradisional yang dengan sederhananya menyebutkan : Jamu Kunyit Asam. Itu sudah cukup. 

Namun, untuk kebutuhan inovasi produk jamu,tentunya resep-resep jamu kekinian perlu dikembangkan untuk kepraktisan, namun ketika perubahan ini terjadi, hal-hal tradisional yang sudah menjadi kebiasaan dan tradisi tidak harus hilang begitu saja, karena masih ada pengolahnya dan penikmatnya. 

Segelas jamu dorong Mbok Tumi bisa dinikmati di pagi hari, berikut video yang disampaikan untuk melengkapi kelas etnografi (disampaikan dalam bahasa inggris karena audiens dari manca negara dalam tema fenomenologi jamu). 

sumber video : Youtube Center for Study Indonesian Food Anthropology 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun