Kebutuhan untuk komoditas kelapa, dimulai dari kelapa yang sudah tua digunakan untuk bahan baku kelapa parut yang menghasilkan santan walau sudah banyak beredar santan instan, namun untuk sajian makanan berkuah dan olahan daging berbumbu santan dadakan lebih diminati pembeli, selain rasanya lebih gurih, kematangan dan aromanya lebih harum dan menggugah selera, walaupun hanya dibuat sayur lodeh, tapi jika santannya bukan buatan atau awetan, menambah kenikmatan.Â
Adapun kelapa muda dikenal dengan dewegan/dawegan/klamud (kelapa muda/degan) sering kali banyak diolah dengan campuran jeruk manis dan selasih untuk menikmatinya secara sederhana, atau dewegan murni (artinya air kelapa muda yang langsung dinikmati saja tanpa tambahan apapun), tambahan lainnya adalah gula aren dan kental manis.Â
Ngabutik kalapa, adalah cara mengupas kelapa baik kelapa tua atau muda dengan menggunakan pisau atau bedog, biasanya dengan bedog lebih mudah dan cepat, keahlian ini biasanya dilakukan oleh laki-laki, namun ketika laki-laki tidak ada di rumah sedangkan perempuan harus mengolah masakan dan menikmati kelapa.Â
Maka perempuan sunda pun mau tidak mau harus bisa dan ini tidak wajib, namun memang kesesuaian ekologis pedesaan mendukung akan keterampilan ngabutik kalapa ini, dengan membuang bagian kulit kelapanya dan meninggalkan batok kelapa utuh dengan isinya biasanya cara seperti ini bertujuan untuk meringankan kelapa jika didistribusikan dan dijual atau hanya ingin disimpan sehingga masih menggunakan kemasan aslinya.Â
Dari keahlian tradisional manual inilah,maka ada renungan bahwa emansipasi (kbbi : persamaan hak dalam berbagai kehidupan) memang bisa selaras pada perbedaan peran, dari hal sederhana seperti ngabutik kalapa seperti ini saja sudah bisa melihat bahwa adanya kelenturan dalam kebebasan bertindak dimana hal ini seringkali diperkeruh dengan berbagai isu bahwa perempuan selalu terkungkung dalam batasan-batasan patriarki (kbbi : perilaku yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok tertentu), nyatanya antara laki-laki dan perempuan dalam kenyataannya bisa saling berbagi peran bahkan menggantikan peran, hal yang tidak perlu diperdebatkan.Â
Pernahkan mengupas kelapa sendiri ? atau maukan mencoba ngabutik kalapa ?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H