Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rempah-Rempah: Transaksionalisme, Imperialisme, dan Erotisme

9 Januari 2023   06:52 Diperbarui: 9 Januari 2023   07:24 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: istockphoto.com/spices

Contoh pengaruh imperialisme yang tertarik pada komoditas rempah-rempah di Asia Tenggara salah satunya adalah Indonesia (Nusantara) dengan pulau incarannya adalah Pulau Maluku. Bahkan ada buku tersendiri yang menceritakan tentang eksotisme rempah-rempah sampai-sampai ingin ditukar dengan Manhattan (New York, Amerika Serikat) yang ditulis oleh jurnalis Inggris, Giles Milton. Komoditas menggiurkan itu adalah pala. 

Sumber gambar: istockphoto.com/spices and ritual
Sumber gambar: istockphoto.com/spices and ritual

Sedangkan bahasan erotisme, dimulai dari dari bangsa-bangsa arab, The poetics of spice: romantic consumerism and the exotic secara singkat menjelaskan fungsi beberapa rempah-rempah di daerah tersebut digunakan untuk keperkasaan (bisa dibilang ramuan obat kuat) yang bertujuan sebagai daya pikat pada putri-putri sultan di Jazirah arab, sehingga rempah-rempah adalah komoditas premium. 

Bahrt dalam bahasa arab berarti rempah-rempah yang mengacu pada kombinasi rempah-rempah dengan perpaduan dari lokasi penghasilnya dan saat ini baharat difungsikan bukan sebagai obat kuat saja namun sebagai bumbu masak yang dominasinya menggunakan komoditas : lada hitam, kapulaga, jinten, cengkeh, ketumbar, kayu manis, pala, dan paprika.

Bagaimana dengan rempah-rempah hari ini ? adakah fungsi lain yang berpengaruh menjadi suatu fenomena selain fenomena melonjaknya harga-harga komoditas ? Indonesia jika berdaulat dalam perdagangan tembakau bisa menjual narasi budaya dan kekuatan historisnya, namun kembali lagi, seberapa kuat pertanian rempah-rempah di Indonesia bisa bertahan ? Karena kompetitor yang memiliki Konsil riset rempah-rempah yang terus melakukan penelitian rempah-rempah adalah India. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun