(21) Rica-rica (maksudnya bisa mengarah pada olahan daging atau sayuran berbumbu rica-rica), (21) Semur, (22) Tumpeng, (23) Gado-gado, (24) Bubur ayam, (25) Manado (maksudnya bubur manado), (26) Sayur asem, (27) Lodeh Ganten, (28) Empal Gentong, (29) Empal gepuk, (30) Mie KocokÂ
(31) Mie Rebus, (32) Bakmi goreng , (33) Nasi Padang, (34) Nasi Pecel, (35) Nasi Uduk, (36) Pempek, (37) Pepes, (38) Sayur Asem (sudah disebutkan pada nomor 26, artinya ada pengulangan menu), (39) Sayur Lodeh (sudah disebutkan pada nomor 27, artinya diulang kembali), (40) Sambal goreng, (41) ......
Setelah mendengarkan ulang dan merincinya hanya ada 38 jenis terhitung dengan beberapa pengulangan pada menu Sayur Lodeh dan Sayur Asem. Hal ini bisa menjadi barometer cita rasa untuk orang asing bahwa pengenalan masakan dan makanan Indonesia baru sebatas 38 jenis itupun belum termasuk minumannya yang kalau beda warna gula dikit sebutannya sudah beda, misalnya : Wedang Jahe Murni, berbeda dengan Susu Jahe Merah. Nah sebutan itupun merubah : komposisi, cara pembuatan dan cara penyajian.Â
Representasi BehavioristikÂ
Behaviorisme merupakan aliran perilaku dari induk pengetahuan psikologi yang tidak terpaku pada hal-hal ilmiah, kecerdasan intelektual, minat, bakat dan hal-hal yang menjadi batasan akademik, namun melihat secara jelas tentang perkembangan tingkah laku dan perilaku.Â
Teori behavioristik sering dikemukakan oleh John Broadus Watson (populer dengan sebutan John B. Watson) seorang psikolog asal Connecticut Amerika menulis buku tentang Behaviorism yang diterbitkan pada tahun 1925 dan Behaviorisme berkembang menjadi pendekatan serta metode behavioristik.Â
Tentunya, lirik lagu "Aku Lapar" yang dibawakan oleh Band Fransoa Superstar asal prancis ini menggunakan respresentasi behavioristik dalam menyampaikan pesan-pesannya yang berupa testimoni seorang vokalis Francois Xavier Renou yang tinggal lama di Indonesia dan mencicipi berbagai masakan serta makanan-makanan yang dijumpainya menjadi suatu ingatan rasa,hal ini dilakukan berulang-ulang, maka dari itu dalam penyampaian pada lirik lagunya pun tidak terlalu kaku dan terkesan sudah terbiasa makan makanan tersebut seperti orang Indonesia pada umumnya, bisa terlihat dari cuplikan videonya ketika menyebutkan berbagai masakan dalam liriknya :Â
Beberapa makanan Indonesia dan replikanya terlihat seperti Nasi Goreng. Secara behavioristik, kebanyakan konsumen Indonesia jika bingung dalam memilih menu makanan, nasi goreng adalah andalan karena sudah terbayang bagaimana sajiannya dan rasanya. Adapun tebakan rasa biasanya mengarah pada bumbu dan toppingnya saja.Â
Properti tampilan receh yang mengesankan penuh humor segar pun ditampilkan seperti tempelan kolase kerupuk, dan memang representasi kebiasan makan yang dipilih konsumen Indonesia, kehadiran kerupuk adalah pelengkap yang pas karena cocok untuk dinikmati dengan masakan berkuah, oseng-oseng, tumisan, atau sajian taburan kering.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!