Ya,,, aku hanya mampu merayap,di saat semua orang berlari dan dengan sadar kau memintaku untuk ikut berlari, kakiku hanya tertatih, meninggalkan jejak-jejak kecil yang tersapu debu, seakan hanya terdiam tak berpindah, dan mata itu menilaiku,
ketika dia akui dunia ini miliknya, dan aku pun mengakui hidupku ini milik nya, saat ia bicara maka telingaku ku sanggahkan di bibirnya, agar aku bisa mendengar dengan jelas apa yang ia katakan, namun rasanya bulan tak lagi penuh cahaya, nampak muram dalam kelambu malam, bujuk lah ia wahai malam, aku tak dapat melihat apa-apa saat ia tak bersinar, hanya meraba-raba dalam gelap, seperti sampah malam yang terus berjalan mencari cahaya nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H